Sambangi Pekalongan. Hatta: Batik Warisan Budaya Bangsa
REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Calon wakil presiden nomor urut satu, Hatta Rajasa, melaksanakan kegiatan kampanye menjelang Pemilihan Umum Presiden 9 Juli 2014 dengan mendatangi sejumlah kota di Jawa Tengah, Kamis (12/6). Turut mendampingi Hatta antara lain Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Emron Pangkapi dan Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional di DPR, Tjatur Sapto Edy.
Cawapres dari Koalisi Merah Putih tersebut, mengawali kampanye dengan mendatangi Pabrik Teh Jawa, Pekalongan. Kedatangan Hatta disambut antusias sejumlah pekerja pabrik yang berebut menyalaminya. Berbeda dari biasanya, Hatta tidak mengenakan kemeja putih, melainkan kemeja krem dan dipadu dengan celana panjang hitam. Tak lupa songkok hitam melengkapi penampilannya mantan menteri koordinator bidang perekonomian ini.
Sambil menyalami pekerja pabrik, Hatta menitipkan pesan. "Pilih nomor satu jangan lupa ya," ujar Hatta. "Iya pak," jawab para pekerja pabrik serentak. Ketua Umum PAN ini juga sempat mencoba segelas Teh Jawa bersama Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad. Selepas mengunjungi Pabrik Teh Jawa kurang lebih 10 menit, Hatta mengunjungi pasar batik terbesar di Pekalongan yaitu Pasar Grosir Setono. Kedatangan disambut antusias sejumlah pedagang dan pengujung.
Kepada wartawan di sela-sela kunjungannya, Hatta menjelaskan, Pekalongan merupakan daerah yang identik dengan batik. Batik merupakan bentuk kerajinan dengan kreatifitas dan inovasi tinggi. "Kita dorong produk berbasis budaya. Industri batik kita dikategorikan kreatif yang berbasis kekayaan budaya," kata Hatta. Selaras dengan misi Prabowo-Hatta mendorong ekonomi kerakyatan, industri batik akan menjadi perhatian.
"Kita beri dukungan penuh karena kami berkeinginan untuk mengurangi ketimpangan dan menaikkan pendapatan masyarakat," ujar Hatta. Lebih lanjut, Hatta meyakini pasar bagi produk batik Pekalongan akan terus berkembang. Terlebih sejak ditetapkan menjadi warisan budaya dunia oleh Unesco, permintaan terhadap batik meningkat. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean 2015 akan semakin memperbesar potensi pasar batik.