REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Ahli Jokowi-JK, Edy Prasetyono mengatakan, mereka akan memperkuat pertahananan Indonesia di bidang maritim dengan memperbanyak jumlah kapal selam.
Edy menjelaskan, dengan luas wilayah laut Indonesia yang sebesar 7 juta kilometer persegi, negara ini hanya memiliki dua kapal selam.
"Bagaimana mungkin bisa menjaga wilayah perbatasan kalau tidak memiliki armada yang kuat," kata Edy di Media Center Jokowi-JK, Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/6).
Dia menilai, Indonesia juga harus melakukan pengembangan armada laut lagi. Menurut Edy, Indonesia membutuhkan 240 kapal patroli cepat untuk menjaga wilayah perbatasan.
Jika itu dilakukan, kata dia, maka tidak hanya wilayah Indonesia saja yang bisa diselematkan. Tetapi juga aset yang dimiliki negara ini. "Selama ini banyak terjadi pencurian ikan. Kalau kita punya armada laut yang kuat, aset senilai Rp 300 triliun bisa diselamatkan," ujar dosen dari Universitas Indonesia tersebut.
Lebih lanjut, Edy menjelaskan, berdasarkan studi yang dilakukan pada 2003-2004, setidaknya pemerintah perlu menyiapkan anggaran 10 miliar dolar AS untuk membangun kekuatan di bidang pertahanan tersebut.
Namun demikian, kata dia, anggaran sebesar itu sebenarnya bisa diatur agar tidak melekat di Kementerian Pertahanan saja. Tetapi, kata dia, juga bisa disebar di kementerian lain yang memiliki kaitan dengan program tersebut. Jika pengembangan berkaitan dengan teknologi misalnya, bisa diserahkan ke Kementerian Riset dan Teknologi.
"Pasangan Jokowi-JK berkomitmen menjadikan maritim sebagai kekuatan untuk mewujudkan keamanan nasional," ucapnya.