REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Prof Chandra Fajri Ananda, menjamin netralitas Prof Ahmad Erani Yustika ketika menjadi moderator debat calon presiden dan wakil presiden tahap kedua pada 15 Juni.
"Saya yakin Prof Erani bisa bersikap profesional dan pasti akan bertindak netral ketika menjadi moderator debat calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang mengusung tema pembangunan ekonomi dan kesejahteraan. Saya yakin pak Erani pasti mampu," katanya di Malang, Jumat (13/6).
Komisi Pemilihan Umum (KPU), katanya, sebagai penyelenggara debat capres-cawapres tentu sudah mempertimbangkannya dengan matang memilih Erani sebagai moderator dan tentunya KPU juga memiliki kandidat atau figur lain yang juga independen, namun akhirnya pilihan jatuh ke guru besar ekonomi Universitas Brawijaya (UB) ini.
Ia mengemukakan selama ini Prof Erani lebih condong dengan sistem perekonomian kerakyatan yang juga diusung kedua kandidat capres. "Saya melihat tulisan-tulisan Pak Erani banyak yang mengusung tentang ekonomi kerakyatan, dimana sistem tersebut juga diusung dan menjadi program dua capres yang bakal bertarung 9 Juli," ujarnya.
Nama Prof Dr Ahmad Erani Yustika menjadi bahan perbincangan setelah KPU menetapkan sebagai moderator debat capres kedua (15/6), apalagi kubu Prabowo-Hatta sempat meragukan netralitasnya.
Ahmad Erani Yustika lahir di Ponorogo pada 22 Maret 1973 dan alumni Universitas Brawijaya Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangungan (IESP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang lulus tahun 1996.
Erani sudah menonjol di bidang akademik sejak kuliah, bahkan ia juga aktif di berbagai organisasi kampus, terutama yang terkait bidang tulis menulis.
Erani juga pernah aktif di Lembaga Pers Mahasiswa "Indikator" di Fakultas Ekonomi. Selain itu, dia juga pernah menjadi bagian dari Redaksi Kavling10 (dulu bernama Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya) dan memimpin Redaksi Media Ketawanggede, salah satu media di UAPKM UB.
Lulus dari kuliahnya, aktivitas Erani juga tak jauh dari bidang tulis menulis. Berbekal kemampuan akademik yang baik, ia lantas menulis opini di berbagai media lokal maupun nasional dan jumlah tulisannya sampai kini sudah mencapai ratusan buah.
Karena kemampuan akademiknya yang sangat mumpuni, Erani kemudian menjadi dosen di UB. Kariernya terus menanjak, bahkan meraih gelar profesor di usia muda dan banyak jabatan yang dipercayakan padanya, seperti Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI).
Prof Ahmad Erani Yustika dikukuhkan sebagai guru besar pada usia 37 tahun. Pada tahun 2006 dan 2009 terpilih sebagai dosen berprestasi pertama di lingkungan UB sekaligus dosen berprestasi tingkat nasional.
Ketika dimintai pendapatnya terkait dirinya terpilih sebagai moderator debat capres-cawapres tahap kedua, Prof Erani enggan menjawab karena tidak diperkenankan mengatakan apapun oleh KPU terkait debat capres tersebut.
"Mohon maaf ya, kalau seputar debat capres-cawapres saya tidak akan menjawab dulu. Mohon dimaklumi ya," ujarnya ketika dihubungi.
Sosok Erani di mata mahasiswanya adalah dosen yang sangat ramah dan memahami berbagai persoalan seputar perekonomian, baik mikro maupun makro.
"Pak Erani itu orangnya pintar dan ramah, kalau mengajar pun juga santai dan enak dalam menyampaikannya, sehingga mahasiswa mudah memahami apa yang disampaikan," kata Rina, salah seorang mahasiswa FEB UB.
Pilpres 2014 pada 9 Juli akan diikuti dua pasangan capres-cawapres yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Gerindra, PAN, PPP, PKS, dan sebagainya) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (PDIP, Nasdem, PKB, Hanura).