Calon Presiden nomor urut dua, Joko Widodo memberikan paparan dalam debat ronde II di Hotel Gran Melia, Jakarta, Ahad (15/6). Debat tersebut membahas tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) tak terima dengan tudingan juru bicara Prabowo-Hatta, Nurul Arifin, yang mengatakan bahwa program Kartu Indonesia Sehat (KIS) miliknya telah menyontek program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang sudah ada. Jokowi menegaskan, KIS beda dengan BPJS.
"Beda dong. BPJS itu badannya, KIS programnya," ujar Jokowi, Rabu (18/6).
Memang, program KIS sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, gubernur DKI Jakarta non aktif itu juga telah membuat Kartu Jakarta Sehat (KJS). Sehingga, KIS bisa dikatakan program KJS yang dinasionalkan.
Jokowi mengatakan, program KJS, yang pertama kali diluncurkan pada akhir 2012 lalu, telah dijadikan sebagai pilot project pelaksanaan BPJS. BPJS sendiri baru resmi dimulai pada 1 Januari 2014.
"Saya kira tidak ada yang perlu dipertentangkan lagi soal kartu sehat. Kartu itu sistem. Sistem ini yang mau kita bangun," ujar mantan wali kota Solo itu.
Sebelumnya, Nurul Arifin mengatakan bahwa program kartu sehat Jokowi hanyalah sebuah kebohongan besar. Politisi dari Partai Golkar itu menilai, program kartu sehat sudah ada dalam bentuk BPJS.
Nurul juga menuding, sikap Jokowi yang kerap memamerkan kartu sehat dan kartu pintar hanyalah bentuk pencitraan Jokowi. Sebab, negara saat ini sudah menanggung biaya kesehatan dan pendidikan rakyatnya.
"Kartu sehat itu kebohongan besar Jokowi karena sudah jadi dalam bentuk BPJS. Kok tega-teganya membajak karya parlemen dan pemerintah?" kata Nurul, Ahad (15/6).