Prabowo Subianto dipanggul pendukungnya saat kampanye akbar di Stadion Matoangin, Makassar, Sulsel, Selasa (17/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Jokowi merelokasi pedagang Tanah Abang membuat pedagang malah sengsara. "Banyak pedagang mengeluh, tutup tikar,” kata pengamat ekonomi pembangunan Umar Ansori dalam sebuah diskusi di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/6).
Ia mengemukakan, salah satu sebab kegagalan tersebut karena dalam kebijakannya Jokowi tak menyertai solusi yang tepat buat pedagang. Solusi yang dimaksud adalah penerapan strategi konsumen agar tetap bergairah belanja di pasar yang terkenal murah itu. “Kebijakannya baik. Tapi kan harus dilihat dampaknya. Masih ramai gak, tetap digandrungi gak sama konsumen,” ujarnya.
Ikatan Pedagang Tanah Abang dan Cipulir (IPTAC) yang mewakili kurang lebih 10 ribu pedagang mendeklarasikan dukungannya pada pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta. Dukungan dilakukan di Ring Road Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dukungan mereka dianggap sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan Jokowi dalam memimpin Jakarta.
Setidaknya, sejauh ini sudah dua kali para pedagang tanah abang dengan unsur yang berlainan mendeklarasikan dukungan. Sebelumnya, Aliansi Pedangan Makanan Tanah Abang menyatakan dukungan pada Prabowo-Hatta di Rumah Polonia (14 Juni 2014). “Artinya, mayoritas pedagang Tanah Abang jadi korban kebijakan Jokowi. Wajar mereka kecewa,” tegas pedagang pasar di Tanah Abang, Ruspandi, saat dihubungi.
Kekecewaan pedagang, lanjutnya, juga bisa dilihat dari kondisi Tanah Abang akhir-akhir ini. Banyak di antara mereka yang melawan dan tidak tertib sehingga kondisinya kembali semerawut. “Padahal belum lama kan, udah begitu lagi ternyata,” jelasnya.