REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Pasangan calon Jokowi-Jusuf Kalla (JK) memaksimalkan mesin relawan untuk memenangkan pilpres 9 April mendatang. Mereka diminta untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar menjatuhkan pilihannya kepada nomor urut 2.
Saat menghadiri kampanye akbar di Pondok Pesantren (Ponpes) Nahdatul Watah, Lombok Timur Kamis (19/6) malam, ia mendorong para ulama dan guru agama kampung-kampung untuk meyakinkan masyarakat sekitar atas pilihannya di TPS.
"Sisa waktu kurang lebih 20 hari ini, bapak dan ibu harus bekerja keras meyakinkan masyarakat memilih Jokowi-JK," kata JK dalam orasi pilitiknya di depan ribuan santri ponpes dan jemaah pengajian.
Ketika berada di Stadion GOR Flobamora, Gubernur NTT sekaligus ketua DPD PDI Perjuangan, Frans Lebu Raya menyatakan, semua simpatisan yang hadir di acara kampanye ini harus mulai bercerita tentang Jokowi-JK dimanapun tempatnya.
Dia mencontohkan, saat hendak beribadah ke gereja, sebelum masuk, bicarakan sejenak kehebatan pasangan calon ini dengan para jemaat di sana. Nanti saat di dalam, jangan lupa doakan mereka menang saat kontestasi Pilpres 9 Juli nanti.
"Tidak ada tempat untuk tidak membicarakan Jokowi-JK. Yakinkan keluarga, saudara, dan orang-orang terdekat kita, ajak mereka ke TPS untuk coblos nomor 2," ujar Frans.
Kemudian, di Ponpes Ahlus Shofa Wal Wafa, Ketua Fatayat NU, Ida Fauziah mendorong, pada pengajian ibu-ibu jelang ramadhan nanti, para ustadzah harus mengungkap keunggulan Jokowi-JK. Mereka harus mampu memberikan pencerahan ke masyarakat.
Ia mengakui, kampanye hitam yang menyerang kubu Jokowi-JK menimbulkan keraguan di kalangan umat muslim khususnya para perempuan. Namun, ia percaya ajakan dari guru agama lingkungan sekitar mampu mempositifkan kembali citra mereka.
"Katakan saja kalau isu tersebut merupakan fitnah. Ceritakan ke mereka siapa sebenarnya Jokowi-JK," kata Ida.