Mantan panglima ABRI Wiranto mengklarifikasi bocornya rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terkait pemecatan panglima Kostrad Prabowo Subianto saat jumpa pers di Jakarta Pusat, Kamis (19/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator bidang hukum pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Hendry Yosodiningrat percaya Mantan Panglima ABRI, Jendral (Purnawirawan) Wiranto tidak asal bicara ketika menyatakan Prabowo Subianto berinisiatif menculik para aktivis pada 1997. Dia percaya Wiranto memiliki bukti atas pernyataannya. "Pak Wiranto tidak akan gegabah menyatakan pendapat tanpa bukti," kata Hendry saat dihubungi Republika, Jum'at (20/6).
Hendry menyatakan Wiranto merupakan salah satu pelaku sejarah yang pernah menempati posisi penting di ABRI. Wiranto lah yang mencopot jabatan Prabowo sebagai Pangkostrad dan memberhentikannya sebagai prajurit ABRI. "Dia pelaku sejarah. Pernah menjadi Menpangab (Menteri Panglima Angkatan Bersenjata)," ujar Hendry.
Hendry membantah pernyataan Wiranto dilandasi motif politik menjelang pemilu presiden (pilpres) 2014. Menurutnya Wiranto hanya ingin meluruskan ke masyarakat berbagai informasi simpang-siur soal penculikan aktivis dan pencopotan Prabowo sebagai prajurit ABRI. "Supaya masyarakat tidak sesat. Supaya menjadi jelas. Kebetulan saja ini ada momentum politik," katanya.
Hendry tidak mempersoalkan laporan tim hukum kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terhadap Wiranto ke Bawaslu. Menurutnya mereka punya hak menempuh prosedur hukum yang diatur undang-undang. "Tapi sejauh mana ucapan kebenaran atau ketidakbenaran Wiranto, akan diuji," ujar Hendry.