Home >> >>
Presiden Harus Turun Tangan Hadapi Penyebar Rahasia TNI
Jumat , 20 Jun 2014, 18:18 WIB
Republika/Yasin Habibi
Mantan panglima ABRI Wiranto mengklarifikasi bocornya rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terkait pemecatan panglima Kostrad Prabowo Subianto saat jumpa pers di Jakarta Pusat, Kamis (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Letnan Jendral Purnawirawan Yunus Yosfiah, meminta panglima tertinggi militer yaitu Presiden Indonesia turun tangan menghadapi sesorang yang membocorkan rahasia militer. Jakarta Timur, Jumat (20/16). 

"Presiden, tidak boleh membiarkan seseorang berbicara seenaknya yang sebetulnya tidak perlu untuk dibicarakan," kata mantan Menteri Penerangan era Presiden Habibie tersebut. 

Menurut Yusuf, pernyataan Wiranto kepada media terkait surat usulan pemecatan Prabowo, membuat kalangan prajurit resah. "Karena pimpinannya yang dulu menyuruh memegang erat rahasia, kok sekarang membongkar macam-macam," katanya pada Jumpa pers di Rumah Polonia, Jaktim.

Yusuf menambahkan, seharusnya sebagai seorang pensiunan Prajurit, Wiranto tak semestinya mebicarakan surat usulan pemberhentian Prabowo itu kepada media. 

"Padahal seperti yang saya katakan sebelumnya, surat usulan ini bersifat rahasia. Namun, meski rahasia, tapi isinya merupakan pemberhentian dengan hormat," jelasnya. 

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : c81
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar