REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terwujudnya Pemilu yang cerdas dan berkualitas dalam Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 mendatang menjadi harapan oleh seluruh elemen bangsa. Apalagi bila belajar dari Pemilu Legislatif lalu, begitu banyak kecurangan dan pelanggaran pemilu yang terjadi secara nyata dan terang-terangan.
Menimbang hal itu, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ahad (22/6) pagi ini menggelar aksi damai di Bundaran HI Jakarta dalam rangka mendorong terwujudnya Pemilu Presiden yang berkualitas dan pemilih yang cerdas dengan mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) KAMMI, Andriyana, mengatakan pemilu yang berkualitas tentunya karena masyarakat pemilih cerdas dalam menentukan pilihanya. ''Itulah harapan kita semua. Jangan sampai mulianya demokrasi ini dicederai oleh oknum bangsa yang menghalalkan segala cara demi kemenangan Pilpres mendatang,'' katanya dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (22/6).
Ketua Bidang Kebijakan Publik PP KAMMI, Romidi Karnawan, mengatakan dalam pilpres mendatang menjadi pertaruhan bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia lima tahun ke depan. Siapa pemimpin yang terpilih mendatang, kata dia, adalah produk dari pilihan kita semua rakyat Indonesia.
''Pemilih cerdas adalah pemilih yang memilih calon pemimpinya dengan sadar dan paham siapa yang mereka pilih. Bukan sekadar memilih lantaran melepaskan kewajiban sebagai anak bangsa namun tanpa diiringin dengan kesadaran. Masyarakat harus sadar pentingnya makna suara kita dalam Pilpres mendatang bisa menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan.''