Home >> >>
Jokowi Ingin Raih Kembali Suara Warga Jakarta
Ahad , 22 Jun 2014, 16:39 WIB
antara
Joko Widodo (Jokowi) saat melepas ribuan peserta acara Gerak Jalan Revolusi Mental di Kawasan Monas, Jakarta, Ahad (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi tadi mengikuti Gerak Jalan Revolusi Mental bersama Taruna Merah Putih dari Monas sampai Bundaran Hotel Indonesia, Ahad (22/6). Usai gerak jalan bersama ribuan relawan, Jokowi melanjutkan orasi di Lapangan Monas.

Dalam orasinya, Jokowi, yang didampingi Maruarar Sirait, meminta semua relawan untuk bergerak mengajak masyarakat agar memilihnya. Caranya dengan mempromosikan kelebihan dia dan JK kepada setiap orang.

"Jakarta sangatlah penting. Oleh sebab itu kita jangan sampai kalah di Jakarta," kata capres dengan nomor urut dua tersebut.

Ditemui terpisah, anggota tim pemenangan Jokowi-JK, Maruarar Sirait mengatakan, mereka menargetkan suara 55 - 60 persen di DKI Jakarta. Bagi pria yang akrab disapa Ara tersebut, target itu sangat mungkin tercapai jika melihat begitu besarnya antusiasme masyarakat yang mengikuti gerak jalan bersama Jokowi pagi tadi.

Ara menyebut, besarnya dukungan rakyat pada Jokowi sebagai politic citizen yang bekerja dengan model buttom up, bukan top down. Politik model ini, kata dia, yang bekerja adalah relawan yang berasal dari rakyat. 

Menurut koordinator tim debat Jokowi-JK tersebut, Jakarta adalah provinsi yang memiliki paling banyak posko relawan. Mereka bekerja secara sukarela untuk memenangkan Jokowi-JK. Mulai dari mencetak spanduk sampai membuat kaos dengan biaya pribadi.

Selain kekuatan relawan, lanjut Ara, tim dari partai juga memiliki strategi khusus, yang enggan dia bocorkan, untuk memenangkan suara di Ibu Kota. "Dalam waktu dekat kita akan membuat Jakarta ini menjadi kotak-kotak," kata dia.

Jika dilihat dari kebanyakan survei saat ini, Jokowi-JK masih unggul dibanding Prabowo-Hatta, meski selisihnya tipis. Namun, kata Ara, suara bagi Jokowi-JK masih sangat mungkin bertambah karena tingkat partisipasi pemilih pada Pilpres ini diprediksi akan lebih besar dibanding Pileg lalu.

"Ini kan pemilihan figur. Beda dengan Pileg," ujarnya.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar