Home >> >>
Jokowi : Angkatan Perang Ditambah Kalau Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%
Ahad , 22 Jun 2014, 22:18 WIB
Aditya Pradana/Republika
Jokowi serius mendengarkan pertanyaan dari lawan bicara dalam debat capres, Ahad (22/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Joko Widodo, mengatakan bakal menambah jumlah tentara Indonesia jika pertumbuhan ekonomi nasional di atas 7%.

Menurutnya, anggaran pertahanan nasional mencapai Rp 80 triliun. Sehingga apabila pertumbuhan ekonomi nasional di atas 7% dalam kurun empat sampai lima tahun anggaran bisa mencapai tiga kali lipat. Oleh sebab itu semua kekurangan anggaran akan ditambahkan.

“Baik mengenai jumlah prajurit untuk wilayah yang kosong untuk peralatan pertahanan kita semuanya memang jauh dari cukup. Kuncinya pertumbuhan ekonomi kita di atas tujuh persen,” kata Jokowi menjawab pertanyaan capres nomor urut satu Prabowo Subianto dalam debat capres ketiga di Hotel Holiday Inn, Jakarta Pusat, Ahad (22/6).

Menurut Jokowi, dengan anggaran pertahanan yang lebih besar, bisa digunakan untuk menambah jumlah prajurit dan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Dengan peralatan dan personel yang cukup, lanjutnya, Indonesia berani menyampaikan bahwa betul-betul siap dan negara punya wibawa serta dihormati negara-negara lain.  

Sementara saat Prabowo bertanya apakah Indonesia butuh tentara cadangan, Jokowi menegaskan hal itu sangat diperlukan. Menurut Jokowi, saat ini ingin melatih tentara cadangan dari rakyat sipil. Misalnya resimen mahasiswa (menwa), hansip maupun warga. Sehingga setiap saat diperlukan mereka akan siap di medan apa pun.

“Inilah pertahanan semesta kita agar kita tidak tergantung pada jumlah tentara yang ada karena anggaran belum mencukupi. Tapi persiapan kita personel akan didukung pertahanan dari sipil,” imbuh mantan Wali Kota Solo tersebut.

Redaktur : Maman Sudiaman
Reporter : c87
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar