REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Jokowi-JK Center, Janty Jie mengatakan, dalam pandangan politik capres-cawapres nomor urut dua itu, perempuan memainkan peranan penting dalam menegakkan kedaulatan politik Indonesia. Peran Jokowi-JK jika mendapat mandat menjadi presiden kelak, akan mampu membuka peluang perempuan berpartisipasi lebih aktif dalam pembangunan bangsa.
“Perempuan bukan hanya peran pelengkap dan termasuk kelompok lemah yang butuh dilindungi,” ujarnya dalam diskusi bertajuk Komitmen Jokowi-JK dalam Memperkuat Peran Perempuan Indonesia dalam Pembangunan di Posko Jokowi-JK Center, Senin (24/6).
Turut hadir dalam diskusi Ita Fatia Nadia (Aktivis Perempuan/Pendiri Komnas Perempuan) dan Wanda Hamidah (Anggota DPRD DKI 2009-2014) sebagai pembicara.
Menurut Ita Fatia, program aksi untuk perempuan yang termaktub dalam Visi-Misi Capres Jokowi-JK misalnya di bidang kesehatan, yaitu menyediakan sistem perlindungan sosial yang inklusif dan menjamin persalinan gratis bagi setiap perempuan. Jokowi, menurutnya, turut mengalokasikan anggaran negara sekurang-kurangnya 5 persen dari anggaran negara untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi.
"Tidak ada demokrasi tanpa perempuan. Jokowi tentu mengerti kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anaknya," urainya.
Sementara menurut Wanda Hamidah, banyak perempuan Indonesia yang salah kaprah terkait emansipasi yang dikira baru tercetus ketika Reformasi. Menurutnya sejak berabad-abad silam, kemandirian perempuan Indonesia sudah ada.
"Visi-misi Jokowi-JK seperti menghapus diskriminasi, memenuhi hak-hak perempuan dan menjadikan perempuan sebagai subjek pembangunan lebih unggul dibanding kubu Prabowo-Hatta,” tuturnya.