REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji, jika terpilih jadi presiden, ia akan tetap mengangkat menteri agama dari kalangan ahlus sunnah wal jama'ah, aliran mayoritas ummat Muslim di Indonesia. Hal itu dikatakan Jokowi untuk menampik isu yang menyebut dia akan mengangakat menteri agama dari golongan Syiah.
"Nantinya menteri agama tetap dari ahlus sunnah waljama'ah. Tentu saja orangnya yang terbaik," ujar capres nomor urut dua tersebut di pinggir Sungai Musi, Rabu (25/6).
Meski demikian, Jokowi mengaku hingga saat ini ia dan Jusuf Kalla belum pernah membicarakan susunan kabinet apabila nanti berhasil memimpin pemerintahan.
Sebelumnya, calon wakil presiden Jusuf Kalla juga telah membantah isu menteri agama dari Syiah. JK mengatakan, sepanjang sejarah pemerintahan Indonesia, menteri agama lebih banyak dari kelompok ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU). Jika bukan dari NU, maka dari Muhammadiyah. Kedua ormas tersebut merupakan dua ormas Islam terbesar di Indonesia.
Seperti diketahui, Jokowi-JK diisukan akan mengangkat menteri agama dari kalangan Syiah. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, isu tersebut berkembang karena ada salah satu anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang merupakan anggota Syiah.