Home >> >>
Jokowi: Menteri Agama Tetap dari 'Ahlus Sunnah wal Jama'ah'
Rabu , 25 Jun 2014, 17:06 WIB
antara
Joko Widodo (kiri) melihat hasil kerajinan kain songket ketika berkunjung ke sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Tuan Kentang, di Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu Satu, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Joko Widodo (Jokowi) berjanji jika terpilih jadi presiden akan tetap mengangkat menteri agama dari kalangan ahlus sunnah wal jama'ah. Yaitu aliran mayoritas umat Muslim di Indonesia. 

Hal itu dikatakan Jokowi untuk menampik isu yang menyebutnya akan mengangakat menteri agama dari golongan Syiah. "Nantinya menteri agama tetap dari ahlus sunnah waljama'ah. Tentu saja orangnya yang terbaik," ujar capres nomor urut dua tersebut di pinggir Sungai Musi, Rabu (25/6). 

Namun, Jokowi mengaku, hingga saat ini belum membicarakan susunan kabinet bersama Jusuf Kalla (JK).

Sebelumnya, JK juga telah membantah isu menteri agama dari Syiah. Menurutnya, sepanjang sejarah pemerintahan Indonesia, menteri agama lebih banyak dari kelompok ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU). 

Jika bukan dari NU, maka dari Muhammadiyah. Keduanya tersebut merupakan dua ormas Islam terbesar di Indonesia.

Jokowi-JK diisukan akan mengangkat menteri agama dari kalangan Syiah. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, isu tersebut berkembang karena ada salah satu anggota DPR dari PDI Perjuangan yang merupakan anggota Syiah. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar