Home >> >>
Diisukan PKI, Jokowi: Itu Menghina Nasionalisme Saya
Rabu , 25 Jun 2014, 18:09 WIB
Republika/Edwin Dwi Putranto
Jokowi-JK

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) tak terima diisukan sebagai keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut capres dengan nomor urut dua tersebut, isu itu adalah sebuah penghinaan. 

"Itu menghina nasionalisme saya," ujar Jokowi di pinggir Sungai Musi, Rabu (25/6).

Capres yang diusung poros koalisi PDIP tersebut mengatakan, ia sebenarnya ingin marah diisukan seperti itu. Tapi, tak tahu harus marah pada siapa.

"Menjengkelkan. Kalau ketemu sama orangnya, ndak tahu nanti akan saya apakan," ujarnya. 

Isu Jokowi yang keluarganya terafiliasi dengan PKI pertama kali dihembuskan di Twitter oleh sebuah akun bernama @Ronin1946. Akun tersebut menyebut ayah kandung Jokowi diduga tidak bernama Noto Mihardjo, melainkan Widjiatno. Info itu diperolehnya dari keterangan saksi, tetangga, warga sekitar RT 03/RW 14 Tirtoyoso Manahan Surakarta. 

Menurut @Ronin1946, berdasarkan kesaksian tetangga Widjiatno di Kragan, ayah Jokowi (Widjiatno) sewaktu muda aktif dalam organisasi yang terafiliasi PKI. Hal itulah yang diduga menjadi motif kepindahan Widjiatno ke Giriroto, Ngemplak, Boyolali.

Aktifitasnya di PKI diduga menyebabkan Widjiatno akhirnya menjalin kasih dengan seorang wanita bernama Sudjiatmi yang diduga aktivis organisasi wanita PKI, Gerwani/Gerwis. Sudjiatmi inilah yang kemudian melahirkan anak bernama Joko Widodo. 

Pemilik akun @Ronin1946 mengaku, semua informasi tersebut dia dapatkan dengan melakukan investigasi di Solo, Karanganyar dan Boyolali, kampung halaman Jokowi. 

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar