Sejumlah seniman menggunakan topeng Jokowi menari usai deklarasi dukungan kepada Jokowi di Alun alun utara Yogyakarta, Selasa (24/6).
REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ketua DPP Partai Nasdem, Surya Paloh menyatakan, Joko Widodo (Jokowi) lebih Muslim dari dirinya.
"Banyak yang menuding Jokowi bukan Muslim. Saya katakan Muslim Jokowi, lebih baik dari saya," kata Paloh saat memberikan pembekalan dan pencerahan di Pekanbaru, Rabu (25/6).
Dia menyayangkan, tudinganterkait dengan keislaman Jokowi. Bahkan, ia menyatakan hal itu adalah syirik dan fitnah.
Karena itu, menurutnya, para pendukung dan tim koalisi jangan mudah terkalahkan oleh isu tersebut. "Itulah kehidupan, namun akankah kita mudah terkalahkan oleh syirik dan fitnah?" serunya.
Dalam orasi politiknya, ia menyampaikan, presiden yang tepat akan melahirkan kebijakan yang tepat. Dengan demikian, akan terbangun partisipasi masyarakat yang kuat.
Untuk itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang tahu tentang masalahnya yang sudah selesai. Sehingga tidak terbelenggu dengan masa lalu. Maka pilihan saat ini tidak salah jika yang didukung adalah Jokowi-JK.
"Kita telah melihat para elite menumpuk harta dan mabuk kekuasaan. Tetapi, pilihan saya tidak mengutamakan mabuk kekuasaan," ungkapnya.
Jokowi-JK, ujarnya, adalah simbol kejujuran dan kesederhanaan. Hal tersebut menandakan takkan ada di kemudian hari pemimpi yang mabuk akan kekuasaan dengan memupuk harta.
Karenanya, tambah dia, kepada para tim koalisi dan relawan untuk maju tidak gentar membawa kemenangan untuk Jokowi-JK. Meski di atas kertas belum menang, namun karena yang dibawa adalah misi kebenaran, maka tujuan tersebut akan tercapai.
"Majulah dengan semangat tanpa gentar karena yang kita bawa adalah misi kebenaran," pesannya.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Riau, Iskandar Husein mengatakan, survei dukungan suara untuk Jokowi-JK di daerahnya terlihat stagnan.
"Jokowi stagnan di Riau, kampanye hitam tidak bisa dibendung. Oleh karena itu, perlu kerja keras tim dan relawan," katanya.