Home >> >>
Rachel Maryam: Politik Bukan Milik Lelaki Saja
Rabu , 25 Jun 2014, 23:57 WIB
Agung Supriyanto/Republika
Rachel Maryam

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Politikus Partai Gerindra mengajak ibu rumah tangga di Jabar ikut berpolitik untuk kemajuan bangsa Indonesia.

"Politik bukan milik lelaki saja tetapi kaum perempuan. Karena jalannya negara ini karena adanya kebijakan politik," kata Rachel di Bandung, Rabu (25/6).

Ia menuturkan, kaum perempuan yang sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga memiliki hak untuk berpolitik menentukan bangsa Indonesia lebih maju.

Bahkan, jika tak mau berpolitik, berarti tidak peduli untuk terlibat dalam kemajuan bangsa.

"Kalau kita tidak mau peduli politik berarti kita tidak mau terlibat kemajuan bangsa ke depan," kata mantan artis dan model itu.

Ia berharap keterlibatan ibu-ibu berpolitik dapat membawa perubahan bagi Indonesia. Apalagi dengan memilih orang yang tepat, yakni Prabowo-Hatta sebagai pemimpin Indonesia.

"Kita ingin menjadi bangsa yang maju bangsa yang dihormati," kata anggota DPR itu.

Istri ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta, Jabar Netty Prasetyani menambahkan para ibu rumah tangga adalah politisi ulung. Sehingga harus mau tampil berpolitik.

Menurut dia dari para ibu rumah tangga mampu mengatur dalam keluarga. Seperti penghasilan dari suami diatur menjadi makanan bergizi bagi anak-anaknya sehingga menjadi generasi bangsa yang unggul.

"Perempuan adalah subjek, kalau perempuan punya masalah, maka akan berdampak pada bangsa dan negara, begitu pun sebaliknya," kata Netty.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar