Capres Prabowo Subianto menyampaikan orasi saat kampanye terbuka di Lapangan Teras Timur, Boyolali, Jateng, Kamis (26/4). (Antara/Prasetyo Utomo)
REPUBLIKA.CO.ID, PALIMANAN--Capres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto selama ini seringkali dikaitkan dengan tragedi kerusuhan Mei 1998. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj memberikan pembelaan pada mantan Panglima Kostrad itu.
Said Aqil merupakan Wakil Ketua Tim Pencari Fakta kasus kerusuhan 1998. Ia mengatakan, ketua tim itu adalah Marzuki Darusman, dengan anggota antara lain Bambang Widjojanto dan Hakim Garuda Nusantara. "Kesimpulannya Pak Prabowo bukan dalang kerusuhan," kata Said Aqil sebelum menyambut kedatangan Prabowo di Pondok Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (27/6).
Mengenai pernyataan yang muncul belakangan ini dari beberapa pihak, Said Aqil mengatakan, ada yang berbeda. Ia menegaskan Prabowo tidak terlibat dalam kerusuhan tersebut. "Saya sebagai wakil ketua tim pencari fakta kerusuhan mei, kesimpulannya Pak Prabowo tidak ikut campur sama sekali," ujar dia.
Prabowo saat itu diberhentikan dari jabatan Panglima Kostrad. Said Aqil menilai itu sebagai bentuk keikhlasan Prabowo. Ia mengatakan ini sebagaimana ucapan mantan Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Said Aqil mengatakan, Prabowo memang dekat dan sering berdialog dengan Gus Dur kala itu. "Sampai Gus Dur mengatakan orang paling ikhlas untuk bangsa ini adalah Prabowo," kata dia.
Said Aqil mengatakan, maksud dari ikhlas itu adalah Prabowo siap berkorban. "Siap dilengserkan dari Pangkostrad, siap dicabut dari kedudukannya. Sebab kalau bukan dia siapa lagi, tumbalnya. Beliau sadar 'saya hanya tumbal' dari jenderal-jenderal yang lain. Maka beliau siap," ujar dia.