REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri nasional. Untuk meyakinkan rakyat akan komitmennya tersebut, Jokowi menandatangani perjanjian kesepakatan dengan Pondok Pesantren Babussalam, Banjarejo, Pagelaran, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/6).
Sebenarnya, gagasan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri nasional diusung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Babussalam Kyai Haji Thoriq Bin Ziyad. Saat Jokowi datang ke ponpes tersebut untuk menghadiri haul Bung Karno dan KH Hasyim Asy'ari, capres dengan nomor urut dua itu diminta menandatangani perjanjian hari santri nasional.
Kyai Thoriq menilai, capres yang mau memperjuangkan hari santri nasional berarti telah memperjuangkan seluruh santri dan ulama.
"Santri adalah budaya yang terus menerus ditransfer dari generasi ke generasi," ucapnya.
Jokowi, yang mengenakan peci hitam langsung menyanggupi permintaan tersebut.
"Saya menyanggupi permintaan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri nasional. Itu wajib diperjuangkan," ujarnya.