REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Nusron Wahid, menyatakan GP Anshor akan mengimplementasikan konsep pemikiran "Revolusi Mental Berbasis Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja)".
"Ada dua hal penting yang harus dilakukan terkait konsep pemikiran 'Revolusi Mental berbasis Aswaja'," ujar Nusron saat dihubungi Republika, Senin (30/6) malam.
Pertama, dengan kembali menggerakkan tradisi mengaji di kalangan masyarakat Indonesia. Kedua, dengan memasukkan karakter ke-Islam-an dan Ke-Indonesia-an dalam konteks model Islam Nusantara.
Menurut Nusron, Model Islam Nusantara ialah Islam sebagaimana diajarkan Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa dan sekitarnya.
Dihubungi sebelumnya, Ahad (29/6) sore, Nusron menegaskan pesantren sebagai pilar penting untuk mengimplementasikan revolusi mental berbasis aswaja di Indonesia.
Adapun fundamen terpenting dalam revolusi mental berbasis Aswaja adalah bangunan akhlakul karimah atau budi pekerti bangsa Indonesia.
"Jati diri bangsa Indonesia yang nasionalis dan religius dapat ditanamkan oleh para santri dan guru-guru ngaji di Pondok pesantren," ungkap Nusron pada Ahad (29/6) sore.
Menurut Nusron, 'revolusi mental berbasis Aswaja' dapat mengatasi semakin tergerusnya tradisi mengaji di pesantren, surau, langgar, mesjid dan rumah pada petang hari.
"Tradisi mengaji semakin tergerus oleh modernisasi, sikap glamour, kurikulum pendidikan yang memberatkan anak, konsumerisme dan siaran televisi yang lebih bernuasa hiburan secara berlebihan," ungkap Nusron.