REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Jokowi - Jusuf Kalla menilai penerbitan Tabloid Obor Rakyat bukan didanai oleh uang pribadi. Ketua Gerakan Kebangsaan (Gerbang) Ananda Latif menilai ada pihak yang terlibat dalam pendanaan tabloid tersebut.
''Hal yang aneh mencetak hingga 1 juta eksemplar, kita pakai nalar logika saja, media cetak tertentu mungkin hanya 200 ribu saja. Ini tetap harus diproses. Ga bagus untuk demokrasi, jangan fitnah lah,'' kata dia, Rabu (2/7).
Ananda mengatakan, para relawan dan pendukung Jokowi berharap agar kasus ini menemui titik terang sebelum pemilihan pada 9 Juli 2014 mendatang dengan tertangkapnya pihak yang terlibat.
Menurut Ananda, munculnya Tabloid Obor Rakyat dapat menimbulkan citra buruk bagi demokrasi di Indoensia. ''Hukum harus ditegakkan, kita ingin proses ini dipercepat,''
Ananda menjelaskan, demokrasi di Indonesia telah memberikan kebebasan orang untuk beropini bahkan menerbitkan media cetak untuk memberikan informasi. Namun, opini dan informasi yang dibuat harus berdasarkan fakta dan jauh dari tudingan tanpa dasar.
Lima aliansi yang tergabung dalam relawan pasangan Jokowi - Jusuf Kalla mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk mempertanyakan kasus Tabloid Obor Rakyat.
Lima aliansi tersebut ialah, Aliansi Nasionalis Nahdiyin (ANN), Sahabat Nusantara, Laskar Rakyat Jokowi (LRJ), Gerakan Kebangsaan (Gerbang), dan Forum Alumni UI Jakarta.
Ketua Laskar Rakyat Jokowi (LRJ), Riano Oscha bahkan menyebut penyandang dana Tabloid Obor Rakyat.
''Penyandang dananya importer minyak Muhammad Reza Chalid dan inisiatornya merupakan asisten staf khusus kepresidenan Muchlis Hasyim,'' kata dia, Rabu (2/7).