REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Calon presiden (capres) nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi) berkampanye tertutup di Gedung Serbaguna Assakinah, Cianjur, Jawa Barat. Di hadapan seribuan simpatisan pendukungnya, Jokowi curhat tentang persoalan impor pangan yang melanda Indonesia. Jokowi mengatakan Indonesia memiliki kekayaan pangan yang melimpah.
Cianjur misalnya merupakan sentra penghasil beras unggulan di Indonesia. "Cianjur kan lumbungnya padi. (Beras) Pandanwangi kan enak. Pulen dan wangi," kata Jokowi, Selasa (2/7).
Dengan kekayaan alam yang melimpah Indonesia harusnya bisa menjadi negara pengeksport beras. Bukan pengimport beras. Atas persoalan tersebut Jokowi lantas menanyakan kepada para simpatisan mengapa Indonesia selalu mengimport beras. "Ada yang tahu sebabnya apa?" tanya Jokowi.
Mendengar pertanyaan Jokowi, sejumlah relawan meneriakan kata yang selama ini identik dengan slogan kampanye Prabowo Subianto. "Bocooor!," teriak para simpatisan.
Jokowi mengatakan persoalan import pangan terjadi karena ada mafia yang mencari keuntungan. Dia kemudian membuat sindiran yang terkesan mengarah pada koalisi partai Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Katanya di situ katanya ada mafianya. Mafia daging ada. Beras ada. Haji ada. Minyak ada. Semua ada," ujar Jokowi.
Sebaliknya Jokowi justru membangga-banggakan koalisi partai pengusungnya. "Di tempat kita yang baik-baik," katanya.
Jokowi mengatakan menyelesaikan import pangan sebenarnya bukan hal sulit. Yang membuat sulit adalah banyak kepentingan yang terlibat dalam bisnis import.
Jokowi menjanjikan apabila dirinya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, tidak akan ada lagi import pangan ke Indonesia. "Kalau ke depan nanti Jokowi dan JK yang jadi presiden, kita harus berani stop import pangan, stop import beras, stop import daging, stop import kedelai, stop import sayur, stop import buah, stop import ikan.
Kita ini semuanya punya kok," kata Jokowi.
Jokowi yakin dengan keberanian menghentikan import Indonesia akan bergerak menjadi negara mandiri. Para petani akan bersemangat menghasilkan produksi karena tahu hasil tani yang mereka hasilkan akan diserap pasar. "Bayangkan kita jerih payah produksi eh ada import.
Kejadian itu yang membuat kita malas berproduksi. Oleh sebab itu petani harus dimuliakan," ujar Jokowi.