REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mengajak semua relawan di seluruh Indonesia untuk menjadi saksi di tiap tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pencoblosan 9 Juli mendatang.
Melalui sebuah gerakan yang diberi nama Gerakan 2 Juta Relawan Saksi, Jokowi-JK ingin mengawal pelaksanaan pemilu supaya tidak terjadi kecurangan.
Untuk menjaring para relawan, sebuah website beralamat www.2jutarelawan.com diluncurkan. Melalui website ini, relawan bisa mendaftarkan dirinya untuk menjadi saksi di TPS tempat ia mencoblos nanti.
Relawan saksi akan bertugas mendokumentasikan hasil penghitungan suara di TPS masing-masing. Mereka kemudian harus memasukkan hasil perhitungan suara tersebut ke sebuah aplikasi berbasis smartphone bernama iWitness.
Data yang dimasukkan berupa perolehan suara masing-masing capres, termasuk suara yang tidak sah. Bukti berupa foto hasil rekapitulasi suara juga harus diunggah ke iWitness.
Aplikasi iWitness berfungsi untuk mengawasi jumlah hasil perhitungan suara di masing-masing TPS dengan konsep realcount. Data yang ada di iWitness ini akan digunakan sebagai data pembanding dengan hasil rekapitulasi suara versi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan, saat ini sudah siap sekitar 2.380.000 saksi untuk memantau TPS. Baik di dalam mau pun luar negeri. Para relawan saksi itu akan mengambil hasil foto rekapitulasi suara di TPS sebagai bukti. Dengan begitu, ujar Tjahjo, mereka akan memiliki bukti otentik perolehan suara di semua TPS.
"Kami semangat karena dukungan masyarakat terhadap Pak Jokowi untuk melawan adanya indikasi kecurangan," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi pernah mengatakan bahwa PDIP telah dicurangi pada dua pemilu sebelumnya. Menurut Jokowi, suara PDIP telah digembosi sehingga mereka kalah.
Karenanya, pada pemilu kali ini, Jokowi terus menerus menekankan pada relawannya untuk menjaga suara di TPS. "Jangan sampai suara yang tadinya 280 di TPS, sampai di pusat nolnya hilang," kata dia.