Home >> >>
Debat Terakhir Harus Dimanfaatkan Capres-Cawapres
Sabtu , 05 Jul 2014, 20:20 WIB
Republika/Edwin Dwi Putranto
Pasangan Peserta Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla saling menyapa sebelum Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6). Debat pertama tersebut mengambil tema Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan Yang Bersih dan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat psikologi politik Abdul Malik Gismar menilai debat calon presiden dan calon wakil presiden putaran terakhir pada Sabtu malam ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh kandidat.

"Debat terakhir merupakan kesempatan untuk saling beradu mendapatkan podium di tengah masyarakat, karena seluruh mata akan tertuju pada debat ini, semua kandidat harus memanfaatkannya dengan baik dengan persiapan yang matang," kata Malik, Sabtu (5/7).

Selain persiapan, pengamat asal Universitas Paramadina itu pun menyoroti penampilan secara keseluruhan dari dua pasang capres-cawapres dalam debat-debat sebelumnya.

Menurut dia, penampilan pasangan kandidat nomor urut satu, yakni Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam debat sebelumnya cukup lancar, terutama dalam menjelaskan hal-hal yang bersifat konseptual.

"Namun, hal-hal yang konkret dan detail masih belum tersampaikan sehingga tantangan dalam debat terakhir ini adalah Prabowo-Hatta harus mampu menerjemahkan konsep maupun istilah dengan paparan yang konkret dan spesifik, misalnya konsep "Macan Asia" itu seperti apa, dan lain-lain," ujar Malik.

Sebaliknya, dia menilai penampilan pasangan kandidat nomor urut dua, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) lebih banyak menjabarkan hal-hal yang bersifat konkret dari pada konseptual.

"Kalau pasangan Jokowi-JK memang lebih sedikit memberikan paparan yang bersifat abstrak. Mereka lebih banyak membicarakan hal-hal yang konkret, yaitu dengan cara mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar atau Kartu Indonesia Sehat. Itu strategi mereka," tutur Malik.

Sementara itu, dari segi penguasaan panggung, dia menilai pasangan Prabowo-Hatta cukup santai dan mampu menguasai panggung dengan sesekali menyelipkan lelucon (jokes).

"Prabowo-hatta sudah cukup mampu menguasai panggung, namun masih kurang mampu dalam memanfaatkan waktu yang diberikan moderator untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pemaparan," ungkap Malik.

Sedangkan untuk pasangan Jokowi-JK, dia melihat tidak jauh berbeda dengan Prabowo-Hatta, karena juga terdapat lelucon-lelucon yang diselipkan di sela-sela debat, sehingga suasana menjadi lebih santai dan tidak terlalu tegang.

"Akan tetapi, memang sebaiknya yang namanya lelucon itu harus menitikberatkan pada konten atau isi dari lelucon itu sendiri, bukan sekadar lelucon yang bersifat teatrikal," tambah Malik.

Debat capres dan cawapres putaran kelima atau terakhir akan diselenggarakan pada Sabtu malam ini di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, pukul 20.30 WIB dengan tema pangan, energi dan lingkungan.

Redaktur : Yudha Manggala P Putra
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar