REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR--Kisruh pilpres di Hong Kong akibat kurangnya durasi waktu pencoblosan dikhawatirkan terjadi di Tanah Air. Pasalnya, dalam suasana bulan puasa, ditambah Piala Dunia, masyarakat, terutama kaum muda, cenderung bangun lebih siang.
Kekhawatiran tersebut mencuat dalam koordinasi dan diskusi antara KPU, Forum Dosen, serta tokoh-tokoh lintas agama di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (8/7).
Dosen FISIP Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Adi Suryadi Culla mengkhawatirkan calon pemilih muda akan terlambat datang ke TPS. "Pemilih akan membeludak menjelang siang, dan saya khawatir akan kisruh, apalagi jika waktunya tidak mencukupi," Ujar Adi.
Selain itu, melihat tingginya antusiasme masyarakat terhadap pilpres kali ini, Adi juga mengkhawatirkan akan kurangnya surat suara. "Bagaimana KPU akan mengantisipasi kalau surat suara kurang?" Ujar Adi, bertanya kepada pihak KPU.
Kepala Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Sulsel Misnah berharap, pemegang hak pilih bisa datang tepat waktu, yakni sebelum pukul 13.00.
"Berapapun jumlahnya, asal datang sebelum jam 13.00 akan dilayani, tinggal petugas yang harus siap bekerja keras," Ujar Misnah.
Soal surat suara, Misnah menjelaskan bahwa mekanisme penentuan jumlah kertas suara adalah jumlah DPT ditambah dua persen jumlah DPT. "Sejauh ini, sudah tiga kali, faktor keilkutsertaan Pak Kalla membuat partisipasi masyarakat dalam pilpres tinggi. Alhamdulillah, tidak pernah kekurangan surat suara," Kata dia.