Home >> >>
Kubu Prabowo Waspadai Kembalinya Komunis di Indonesia
Selasa , 08 Jul 2014, 21:45 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
Kivlan Zein

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mayjen TNI (Purn) Kivlan  Zein mengingatkan semua pihak agar  mewaspadai kembalinya bahaya laten komunis. Menurut Kivlan simbol-simbol komunis kini sudah mulai dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

"Beberapa indikasi  kembalinya komunis ditandai dengan adanya tagline yang merupakan sebuah manifesto yang pernah diucapkan DN Aidit saat PKI berjaya pada 1965," kata Kivlan, yang juga sahabat dekat Capres Prabowo ini, kemarin di Jakarta Senin (7/7).

Indikasi lain menurut Kivlan, seperti adanya simbol-simbol khas PKI seperti panggilan Kawan di depan nama seseorang yang mulai dimunculkan sekarang. Selanjutnya adalah maraknya symbol dua jari  yang pernah dipopulerkan Karl Marx  sebagai salah satu pendiri faham sosialis dunia. 

"Simbol-simbol seperti ini harus benar-benar diwaspadai sebelum menentukan pilihan," kata mantan Ketua Dewan Taruna Akabri, lulusan 1971 ini.

Menurut Kivlan, apabila Jokowi naik menjadi presiden, PDIP akan dikuasai oleh kelompok yang selama ini tertidur. Menurut Kivlan, PDIP sebenarnya bukan partai komunis, namun sudah disusupi orang-orang beraliran komunis.

Indikasi paling kuat adalah ada rencana mencabut Tap MPRS XXV /1966 tentang larangan ajaran komunisme. Menurut Kivlan hal itumengindikasikan  metode kerja  para pendukung komunisme ini dengan metode tiga bentuk perjuangan. 

"Pertama, bekerja di TNI, lantas kedua, bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta ketiga bekerja di dalam partai lain," cetus Kivlan.

Lebih jauh Kivlan berharap, siapapun yang nanti nya terpilih menjadi Presiden, menjaga Pancasila sebagai satu satunya ideologi Bangsa harus tetap terjaga.

Sebelumnya Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal (Purn) TNI Pramono Edhie Wibowo mengingatkan kemunculan bahaya laten komunisme. Paham komunisme tetap dapat tumbuh dan berkembang di era demokrasi seperti sekarang.

"Sangat mungkin di era demokrasi, paham itu (komunisme) masih hidup. Kita semua bisa lihat sama-sama. Kadang mereka lakukan sesuatu yang tidak transparan. Waspadalah!," tegas Pramono.

Hal itu disampaikan Pramono saat buka puasa bersama di Jakarta, Jumat (4/7). "Kita harus mengingatkan terus kepada masyarakat atas kemungkinan masih hidupnya komunisme," ujar Pramono.

Menurut dia, ada pihak dari capres dan cawapres nomor urut 2 Jokowi-JK yang menyebutkan pasangan itu bakal mencabut Ketetapan (TAP) MPRS Nomor 25/1966 tentang Larangan Paham Komunisme di Indonesia.

"Hampir sekitar 50 tahun TAP MPRS itu diberlakukan dengan tentram. Kalau dicabut, maka berpeluang menjadi permasalahan baru. Toh sekarang keturunan (anggota Partai Komunis Indonesia) sudah masuk ke lembaga legislatif. Justru saya takutnya kalau itu (TAP MPRS) dicabut," tegasnya. 

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : c62
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar