REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto menegaskan hasil perhitungan cepat atau quick count sejumlah lembaga survey yang digunakan oleh kedua kubu capres bukanlah hasil resmi.
"Hasil hitung cepat bukan hasil resmi perhitungan suara. Hasil resmi baru akan diumumkan KPU pada 22 Juli," katanya, Rabu (9/7).
Hasil hitung cepat sementara Pemilu Presiden 2014 sudah dirilis sejumlah lembaga. Hasilnya berbeda-beda. Ada yang menyatakan kemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, ada yang menyatakan kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Ia meminta agar masyarakat pun waspada dan mencermati hasil survey yang dirilis sejumlah lembaga. Akan lebih baik jika kedua kubu dan para pendukung serta simpatisannya menunggu hasil resmi KPU.
"Mari tunggu hasil resmi KPU. Mari kembali rajut persaudaraan, kedamaian yang beberapa bulan terakhir berlangsung sangat dinamis," katanya.
Dalam penghitungan cepat sejumlah lembaga, kedua capres 'dinyatakan' memenangkan pilpres 2014. Hal itu dibarengi dengan pernyataan resmi dari kedua kubu yakni Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri tak lama setelah hasil perhitungan cepat diumumkan.
Hasil hitung cepat kerja sama Perum LKBN Antara dan LPP RRI hingga pukul 16.20 menyatakan kemenangan sementara Jokowi-JK. Dari 89,15 persen sampel suara yang masuk, Prabowo-Hatta meraih 47,45 persen sedangkan Jokowi-JK meraih 52,55 persen.
Sementara itu, hitung cepat yang dilakukan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menyatakan, kemenangan sementara untuk pasangan Prabowo-Hatta. Dari 93,41 persen sampel suara yang masuk, Prabowo-Hatta meraih 52,05 persen sedangkan Jokowi-JK meraih 47,95 persen.