REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Bidang Teknis Pemilu Provinsi Banten, Syaeful Bahri berharap tim sukses masing-masing pasangan capres-cawapres yang merasa dimenangkan lembaga survei untuk menahan diri dan tidak memancing kondisi menjadi tidak kondusif. Hal itu terkait dengan klaim menang capres-cawapres yang bisa menimbulkan konflik.
"Tim sukses masing-masing pasangan capres-cawapres yang merasa dimenangkan lembaga survei untuk menahan diri dan menahan sikap memancing kondisi yang tidak kondusif," ujar Komisioner KPU, Syaeful Bahri kepada Republika, Kamis (10/7).
Menurutnya, penghitungan suara yang diakui secara resmi adalah rekapitulasi di tingkat PPS tanggal 12-15. Kecamatan tanggal 16-17. Kab/Kota tanggal 18-19. Provinsi tanggal 20-22. Penetapan secara nasional tanggal 22 Juli.
Ia menuturkan jangan sampai pemilihan presiden yang berjalan dengan lancar terkoyak oleh ketidakmampuan timses untuk menahan diri.
Syaeful mengatakan suasana pasca pencoblosan di Provinsi Banten sangat tajam. Banyak masyarakat yang tidak mengakui hasil hitung cepat. Selain itu, masyarakat banyak yang menanyakan kebenaran siapa yang memenangkan pilpres 2014.
"Ini berbahaya bisa menyulut kerusuhan. Jangan pula dimanfaatkan oleh pihak yang mengail di air keruh," ungkapnya.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat agar jangan terpengaruh dengan informasi timses yang saling mengklaim kemenangan. Menurutnya, masyarakat harus bersabar dan menunggu hasil resmi rekapitulasi dari KPU. "Masyarakat mengawal, kontrol pantau rekapitulasi di desa dengan cara itu proses integritas terjamin," katanya.