Home >> >>
Ada 250.000 Suara Fiktif di Kubu Jokowi-JK
Rabu , 16 Jul 2014, 02:31 WIB
antara
Joko Widodo (kiri) menyalami Jusuf Kalla (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan tuduhan soal 250.000 suara pemilih fiktif merupakan kecurigaan tanpa bukti. "(Tuduhan) itu menunjukkan sikap yang tidak siap menerima kekalahan," kata Hasto di Jakarta Selasa (15/7).

Hasto mengatakan pihaknya yang menyampaikan tuduhan itu harus berbicara berdasarkan data, fakta dan menempuh mekanisme hukum yang berlaku. Juru bicara pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu menuturkan tuduhan suara fiktif itu sebagai politik "lempar batu sembunyi tangan".

Hasto menuturkan selama ini Jokowi yang menjadi korban serangan kampanye hitam dari berbagai pihak menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014. "Jangan fitnah Jokowi dengan berbagai tuduhan tanpa bukti," tandas Hasto.

Lebih lanjut, Hasto mengimbau seluruh komponen masyarakat mengawasi proses rekapitulasi penghitungan suara pada 22 Juli 2014. Hasto juga meminta pengawasan rekapitulasi agar berjalan transparan dan menjunjung tinggi akuntabilitas.

Pernyataan Hasto menanggapi tuduhan yang disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo terkait tuduhan soal suara fiktif. Hasto mengungkapkan seharusnya Hashim juga menjelaskan dana kampanye yang diduga tidak realistis dan kurang transparan.

Hashim mengklaim telah memegang bukti terkait kecurangan yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada penyelenggaraan Pilpres 2014. Adik kandung Prabowo Subianto itu mengungkapkan modus yang ditemukannya adalah manipulasi daftar pemilih.

Redaktur : Nidia Zuraya
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar