REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi dari Universitas Indonesia, Taufik Bahauddin mengimbau agar kedua capres siap menang dan kalah saat pengumuman hasil Pilpres 22 Juli mendatang. Menurutnya sikap legowo capres akan mematangkan prosea demokrasi di Indonesia.
Karenanya dia meminta baik Jokowi dan Prabowo menyatakan kesiapannya secara terbuka di hadapan publik. Sejauh ini baru Prabowo yang menyatakan kesiapannya kalah. Taufik mengimbau agar pernyataan yang sama dikemukakan Jokowi.
"Dari kajian manajemen pikiran, secara rasional saja tidak mau menerima kalau kalah, apalagi secara emosional. Program otak yang dibangun cuma menang dan merupakan proses membangun keyakinan pada dirinya," kata Taufik lewat keterangan persnya yang diterima ROL, kemarin.
Menurutnya, tak elok jika capres dan pendukungnya hanya berpikir menang tanpa siap kalah. Terlebih jika muncul pernyataan bahwa kekalahannya hanya diakibatkan kecurangan. "Terutama pemilih 'yang pokoknya' untuk punya satu pilihan yaitu menang sebagai kebenaran mutlak," lanjutnya.
Mengenai potensi konflik jika ada capres yang tidak siap kalah, Taufik mengatakan kesiapan dan ketegasan TNI/Polri sangat dibutuhkan. Menurutnya jika terjadi kerusuhan, maka ujung pangkalnya adalah akar rumput ditambah beberapa media yang terkadang memanas-manasi suasana.
"Tergantung kesiapan dan ketegasan TNI/Polri. Kalau rusuh mesti ujungnya akar rumput dengan media yang memanas-manasi. Khawatir ada skenario besar negara-negara asing jadi pemain paling tidak lewat media," ucapnya.