REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak dulu dikenal sebagai sosok yang tak banyak bicara. Tiap kali ditanya atau diminta pendapatnya tentang sesuatu, Jokowi kerap melontarkan jawaban dan komentar singkat.
Begitu pula ketika memberi sambutan dalam suatu acara. Pria asal Solo itu tak pernah bepanjang kata. Semasa aktif menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, Jokowi baru banyak bicara saat memberikan pengarahan pada Satuan Kerja dan Perangkat Daerah (SKPD). Kemudian, setelah resmi menjabat sebagai calon presiden, Jokowi terlihat berbicara banyak saat berada di atas panggung dalam kampanye terbuka.
Setelah Pilpres usai, mantan wali kota Solo itu kembali pelit bicara. Dia nampak sangat berhati-hati tiap kali hendak memberikan pernyataan pada media.
Ketika dimintai pendapatnya mengenai rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan memerika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjungan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terkait dugaan korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), dia hanya berkomentar singkat.
"Saya tidak mau berkomentar yang membuat suasa panas," ujarnya.
Jokowi menambahkan, saat ini ia tak mau mengomentari semua hal. Sebab, pria kelahiran 1961 tersebut khawatir pernyataannya dapat memicu konflik. Apalagi, suhu politik di Indonesia masih panas pasca Pilpres. Jokowi mengatakan, ia baru akan banyak bicara kembali setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pemenang Pilpres 2014.
"Setelah tanggal 22 baru saya ngomong. Saya sekarang tidak mau bicara yang membuat panas suasana politik. Kita bicara yang dingin-dingin saja, yang empuk-empuk saja," kata dia.
Powered by Telkomsel BlackBerry®