Presiden RI Joko Widodo dan wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat berpidato kemenangan di atas kapal di Pelabuhan Sunda kelapa, Jakarta, Selasa malam (22/7).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2014, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) langsung menuju Dermaga 9 Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (22/7). Jokowi akan membacakan pidato kemenangannya di atas Kapal Layar Mesin (KLM) Hati Buana Setia yang sudah bersandar di dermaga tersebut.
KLM Hati Buana Setia memiliki panjang 20 meter. Kapal yang dicat warna putih tersebut memiliki kapasitas seribu ton barang. Di atas kapal terdapat bendera merah putih yang diletakkan di dekat tempat Jokowi akan berpidato. Selain itu, ornamen bendera warna-warni dan lampu laser juga ikut menghiasi kapal. Suasana makin meraih dengan kehadiran grup perkusi yang memainkan musik untuk menyambut presiden baru.
Jokowi tiba di Dermaga 9 pukul 22.40 WIB. Dia datang bersama wakil presiden terpilih Jusuf Kalla (JK). Dari atas kapal speed boat, keduanya langsung naik ke atas geladak kapal kemenangan. Jokowi terlihat mengenakan batik coklat, sementara JK batik biru.
Jokowi memulai pidatonya dengan mengumumkan hasil penetapan KPU yang menempatkan ia dan JK sebagai pemenang Pilpres. Jokowi kemudian menyampaikan ucapan terimakasihnya pada Prabowo-Hatta. Bagi Jokowi, rivalnya itu telah menjadi sahabat yang baik dalam berkompetisi memperjuangkan kursi RI 1 dan RI 2.
Gubernur DKI Jakarta non aktif itu kemudian mengajak semua rakyat Indonesia untuk kembali bersatu. Jokowi menyadari, sejak Pilpres, rakyat Indonesia terkesan telah terbelah menjadi dua kubu.
"Dengan kerendahan hati kami, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, menyerukan kepada saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk kembali ke takdir sejarahnya sebagai bangsa yang bersatu; bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Pulihkan kembali hubungan keluarga dengan keluarga, tetangga dengan tetangga, serta teman dengan teman yang sempat renggang," kata Jokowi yang didampingi JK.
Mantan wali kota Solo itu menambahkan, Pilpres telah membawa politik ke sebuah fase baru. Menurutnya, politik bukan lagi sebagai sebuah peristiwa politik semata-mata, tetapi peristiwa kebudayaan.
Jokowi mengatakan, hal itu terlihat dari semangat keikutsertaan relawan, seniman, hingga tukang becak dalam mengikuti pesta demokrasi. Apa yang ditunjukkan semua rakyat tersebut, kata Jokowi, memberikan harapan bahwa ada semangat kegotong-royongan yang akan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat.
"Indonesia bukan saja akan sanggup bertahan dalam menghadapi tantangan, tapi juga dapat berkembang menjadi poros maritim dunia, locus dari peradaban besar politik masa depan," ucapnya.
Terakhir, Jokowi meminta masyarakat untuk tak ribut lagi mengenai pilihan nomor satu atau nomor dua. Dia meminta masyarakat untuk kembali ke nomor tiga, yakni persatuan Indonesia. Usai mengakhiri pidatonya, Jokowi-JK melambaikan tangan sambil membentuk angka tiga.