REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden terpilih Joko Widodo diharapkan melanjutkan hubungan diplomatik yang sudah baik antara Indonesia-Malaysia. Caranya dengan memperluas sejumlah bidang kerja sama, sehingga kelak bisa memajukan ASEAN secara keseluruhan.
"Saya kira Jokowi akan mempertahankan apa yang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lakukan dengan baik, serta mempererat lagi dan memperluas bidang kerja samanya," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno di Kuala Lumpur, Rabu (23/7).
Komisi Pemilihan Umum RI di Jakarta menetapkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih untuk periode 2014-2019, dalam SK 536/Kpts/KPU/Tahun 2014.
Menurut dia, beberapa yang sudah digarap dalam pemerintahan SBY dan perlu dilanjutkan seperti dalam menyelesaikan garis perbatasan dua negara baik perbatasan darat dan laut, meningkatkan volume perdagangan sehingga akhir 2015 mencapai 30 miliar dolar AS serta peningkatan kerja sama kebudayaan.
Bagian sangat penting lainnya, lanjut Dubes Herman terkait banyaknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia yang perlu mendapatkan perhatian.
Ia berharap para agen tenaga kerja baik di Indonesia dan Malaysia agar dipilih yang benar-benar bertanggung jawab sehingga semua perjanjian yang dibuat memberikan kesejahteraan bagi TKI. "Apabila ada hal yang melanggar aturan dilakukan oleh agen ataupun majikan harus ditindak tegas," ungkapnya.
Oleh karena itu, dengan mengeratkan hubungan dan meningkatkan kerja sama diharapkan semakin memperkuat hubungan dua negara yang serumpun ini benar-benar tidak tergoyahkan.
Tentu semua itu, juga perlu didukung oleh masyarakat Indonesia yang ada di negara ini dengan menunjukkan sebagai warga negara yang baik yang taat dan terbit aturan.
"Masyarakat Indonesia di negara ini diminta kesadaran untuk menertib diri dengan tidak melanggar aturan, datang secara legal, memiliki dokumentasi lengkap sehingga tidak dicap sebagai pendatang ilegal," katanya.