REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasannya memilih Letnan Jenderal Purn TNI Hendropriyono sebagai penasihat tim transisi. Menurut Jokowi, pengalaman Hendro di bidang intelijen merupakan salah satu alasannya.
"Ya tentu saja orang yang sudah pada tingkatan penasihat punya pengalaman malang melintang di mana-mana. Pengalaman itu diperlukan," ujar gubernur DKI Jakarta tersebut sebelum meninggalkan Balai Kota, Senin (11/8).
Jokowi mengaku ia memilih Hendro atas keputusannya sendiri. Bukan rekomendasi dari orang lain. Meski demikian, sebelum menunjuk Hendro, Jokowi mengaku sudah berdiskusi dengan timnya.
Mantan wali kota Solo itu mengatakan tim transisi butuh banyak penasihat. Tidak hanya penasehat di bidang ekonomi, sosial, dan politik saja. Tetapi juga di bidang pertahanan dan keamanan.
Lantas, bagaimana pendapat Jokowi tentang masa lalu Hendro yang disebut-sebut pernah terlibat dalam kasus pelanggaran HAM? "Kan diduga, katanya. Repot kita kalau seperti itu," ujar dia.
Seperti diketahui, Hendropriyono merupakan salah satu anggota penasihat tim transisi. Hendro pernah menjabat sebagai Ketua Badan Intelijen Negara. Dia juga telah dikukuhkan sebagai guru besar bidang intelijen.