REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa relawan pendukung Prabowo-Hatta dilarikan ke beberapa rumah sakit lantaran menjadi korban dalam kericuhan yang terjadi di Patung Kuda Arjuna Wiwaha siang tadi sekitar pukul 14.30 WIB. Anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta Andre Rosiade mengatakan saat ini belum mengetahui jumlah pasti korban luka-luka dalam kejadian tersebut.
"Di rumah sakit Tarakan ada lima, Budi Kemuliaan, Cikini, dan RSCM juga ada," kata Andre di RS Budi Kemuliaan.
"Pernyataan Kapolda kalau tidak ada korban itu pembohongan publik," tambahnya.
Salah satu relawan Prabowo-Hatta asal Makassar, Rian Latif, dilarikan ke rumah sakit Budi Kemuliaan karena diduga terkena peluru karet saat kericuhan terjadi. "Kepala saya bocor, dijahit satu jahitan kena peluru karet. Saya kena pas di atas mobil, melindungi ibu-ibu," kata Rian kepada ROL, Kamis (21/8) sore.
Rian mengaku, pihak massa Prabowo-Hatta telah mengumpulkan beberapa selongsong peluru untuk dijadikan barang bukti. Ia pun menyesali tindakan kepolisian yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Protapnya (Prosedur Tetap) kan salah. Harusnya air dulu, gas air mata, baru peluru karet. Ini peluru karet berbarengan dengan gas air mata, terakhir baru air dari watercanon," jelasnya.
"Kalau pake air dulu, perempuan, ibu-ibu kan bisa kita selamatkan dulu. Kalau tadi tidak. Banyak ibu-ibu dan anak yang terinjak," tambah Rian.
Asisten dokter yang menangani korban di RS Budi Kemuliaan, Nani mengatakan sebagian besar korban sudah kembali ke rumah masing-masing. "Dari 27 orang yang di sini, tinggal dua orang lagi yang masih dirawat. Yang paling parah yang kepalanya bocor itu. Lainnya, luka-luka, terkilir, dan sesak," jelas Nani.