Home >> >>
Menteri Pemberdayaan Perempuan Minta Caleg Wanita Dipilih
Jumat , 28 Feb 2014, 14:55 WIB
ANTARA
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar menghadiri peresmian Forum Anak Nasional 2013 di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Ahad (23/6/2013).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengajak masyarakat untuk memilih calon legislatif (caleg) perempuan pada Pemilu 2014.

"Ada manfaatnya jika kita memilih perempuan untuk duduk di kursi legislatif, yaitu mereka bisa memperjuangkan pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender dan perlindungan anak," kata Linda Amalia Sari Gumelar, Jumat (28/2).

Linda berharap jumlah perempuan yang duduk di kursi legislatif semakin meningkat dibanding Pemilu 2009. "Kita berharap tahun 2014 masyarakat semakin paham dan semakin jeli untuk memilih caleg perempuan," katanya.

Linda mengakui, untuk meningkatkan jumlah caleg perempuan yang duduk di kursi legislatif, perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat. Namun demikian, Linda mengingatkan partai politik untuk tidak hanya mengejar kuantitas caleg perempuan pada DCT namun juga harus tetap memperhatikan masalah kualitas.

"Kita terus sampaikan kepada partai politik untuk menyiapkan kapasitas calon legislatif perempuan lewat kaderisasi yang baik dan tidak bersifat terburu-buru mendekati pemilu," katanya.

Partai politik, tambah dia, harus merekrut sejak awal caleg perempuan khususnya orang-orang yang punya minat dan akar yang kuat di tengah masyarakat untuk memperjuangkan aspirasi konstituen.

Linda juga meminta masyarakat agar tidak melakukan dikotomi terhadap caleg perempuan. "Jangan ada dikotomi yang beranggapan bahwa caleg perempuan itu tidak bekualitas, karena banyak yang berkualitas. Lagipula belum tentu semua caleg laki-laki sudah pasti berkualitas," katanya.

Redaktur : Muhammad Hafil
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar