REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Karakter calon legislatif menjadi penentu kemenangan dalam Pemilihan Legislatif yang akan berlangsung pada 9 Maret 2014.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Indonesia, Effendi Gazali Kampanye politik telah mengalami perubahan. Tiga dekade lalu, kata Effendi, kampanye banyak dilakukan dengan mengedepankan partai. Dua dekade lalu, kampanye mengutamakan pencitraan.
“Sekarang ini adalah era mengedepankan karakter,” kata Effendi, dalam diskusi politik 'Memotret Komunikasi Politik Caleg Menuju Pemilu 2014' di Kampus UI Salemba, Rabu (12/3). Hal ini penting untuk mengimbangi media massa yang kerap menjadikan caleg sebagai objek konsumerisme, selebritisasi dan cynicism.
Effendi memberikan contoh Calon Legislatif dari PPP, Angel Lelga yang sempat menjadi bulan-bulanan di media sosial pascapenampilannya dalam talkshow di sebuah televisi. “Bisa saja dia terpilih. Sebab, publik melihat Angel dizolimi, tapi tetap berani keluar dari comfort zone. Bicaranya makin lama makin oke juga,” katanya.
Publik, kata Effendi bisa tergerak untuk memilih Angel. “Orang mungkin jadi berpikir dari pada memilih 90 persen wajah lama yang tak perbaiki negara, kenapa tidak kita coba saja, dia,” kata Effendi.
Dalam diskusi yang digelar Asosiasi Pascasarjana Komunikasi (ASPASKOM) Universitas Indonesia itu, hadir pula Bondan Winarno, Calon Legislatif dari Gerindra.
Menurut Bondan, karakter dirinya yang diingat orang sebagai pembawa acara “icip-icip” dengan slogan “maknyus”-nya yang terkenal itu justru merugikan dirinya kala mencalonkan diri. “Saya harus melakukan pendekatan terbalik,” katanya.