REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei dari Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS) mengungkapkan fakta bahwa 80 persen responden tidak mengenal anggota legislatif dari daerah pemilihannya. Hal itu disampaikan Philips Vermonte dalam konferensi pers Rabu (19/3).
Dalam konpres yang diadakan di Hotel Century Park, Senayan, Philips membawakan tema Representasi Politik Caleg DPR-RI. "Walaupun kita anti terhadap partai politik (parpol), kita harus sadar bahwa demokrasi tidak bisa berjalan tanpa parpol," ujar Philips.
Hasil lain yang diungkapkan Philips, politisi melihat masyarakat sebagai client. Sedangkan masyarakat melihat politisi sebagai orang hebat. Fakta yang ada di negara demokrasi muda adalah harga suara itu murah. "Pemilih Indonesia itu mata duitan, selalu menyerahkan proposal kepada caleg yang berkunjung," kata salah satu anggota DPR seperti yang diungkapkan Philips.
Hasil riset lain adalah Konstituen bersedia bertemu anggota DPR jika ada imbalan, bukan katena saling mrmbutuhkan. Kendala goegrafis juga disinyalir menjadi salah satu penyebab lebih dari tiga perempat warga (75,8 persen) tidak pernah dikunjungi oleh wakil rakyatnya.