Home >> >>
David Khalik Inginkan Ada Lembaga Penjamin Pendidikan
Jumat , 21 Mar 2014, 14:30 WIB
Republika/Adhi Wicaksono
David Khalik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon anggota legislatif dari Partai Hanura David Khalik menginginkan ada sebuah lembaga penjamin pendidikan yang bisa membantu lulusan SMA untuk bisa masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. "Jadi sistemnya seperti LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang membantu bank. Bedanya, lembaga ini membantu lulusan SMA dengan memberikan pinjaman uang untuk kuliah," kata David di Jakarta, Jumat (21/3).

Pinjaman tersebut, tutur aktor dan presenter itu, bisa diberikan dari bank milik negara atau bank swasta kepada pelajar dengan nilai tertentu. Nantinya, pinjaman tersebut dilunasi ketika ia lulus dan bekerja. "Jangka waktunya bisa lima tahun. Saya rasa itu bisa dilakukan sebagai cara bahwa pendidikan juga bisa merasa diperhatikan di negara ini, tidak hanya masalah ekonominya saja," ujarnya.

Caleg nomor urut lima dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta III itu mengatakan hal tersebut sesuai dengan program partai pimpinan Wiranto yang disebutnya telah membuat program "student loan". "Kalau ekonomi pemerintah peduli, masa pendidikan tidak. Harus dipikirkan lagi program wajib belajar sembilan tahun, 12 tahun, harus ada yang selanjutnya," ucapnya.

David menilai kualitas pendidikan harus segera ditingkatkan agar bangsa Indonesia tidak lagi hanya menjadi buruh kasar yang tidak diperhitungkan di tanah sendiri. Ia tidak ingin rakyat Indonesia hanya 'numpang hidup' di tanah kelahiran sendiri karena kalah bersaing dengan orang asing.

"Jadi pemerintah tidak hanya memikirkan pendidikan dasarnya saja, tapi bisa dorong mereka untuk bisa akses pendidikan di jenjang lebih tinggi lagi. Kalau cuma sampai lulus SMA, mau jadi apa, belum lagi kita sekarang 'perang' dengan asing," kata pria yang mengaku sudah terjun ke dunia politik sejak 2009 itu.

Redaktur : Nidia Zuraya
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar