Kamis 06 Sep 2018 16:11 WIB

'Strategi Emak-Emak Agar Perempuan Jadi Subjek Pembangunan'

Kampanye menyasar emak-emak ini bukan manfaatkan perempuan sebagai komoditas.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Ledia Hanifa Amaliah.
Foto: Dok Humas DPR RI
Ledia Hanifa Amaliah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Humas DPP PKS Ledia Hanifa Amaliah mengatakan, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan strategi kampanye dengan jargon emak-emak merupakan sebuah upaya untuk melibatkan kaum perempuan sebagai subjek pembangunan. Kubu Prabowo-Sandiaga menilai, pembangunan ekonomi harus melibatkan perempuan sebagai basis keluarga. 

Karena itu, Ledia membantah kampanye yang menyasar emak-emak ini memanfaatkan perempuan sebagai komoditas politik. "Selama ini (perempuan) cuma jadi katakanlah objek, objek kampanye. Sekarang harus terlibat,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (6/9).

Menurut dia, perempuan harus dilibatkan karena banyak program pemerintah yang berkaitan dengan perempuan, di antaranya pemberdayaan ekonomi keluarga. “Jadi, memang betul-betul dilibatkan, bukan sekadar 'pokoknya pilih ya', bukan sekadar itu," ujar dia. 

Untuk itu, partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga sepakat untuk membentuk juru bicara (jubir) khusus emak-emak. Ledia menjelaskan, siapa pun bisa ikut terlibat sebagai jubir emak-emak.

Ledia menambahkan, koalisi mempersilakan semua pihak, baik tokoh-tokoh partai maupun tokoh masyarakat yang mendukung Prabowo-Sandiaga, untuk terlibat menyuarakan aspirasi perempuan. Anggota Komisi X tersebut juga menjelaskan, jubir emak-emak nantinya bisa turun langsung ke masyarakat untuk menyerap aspirasi para ibu dan perempuan secara umum di lapangan. Selain itu, para jubir juga akan menyampaikan visi dan misi serta program yang akan dilaksanakan dalam pemerintahan Prabowo-Sandiaga jika terpilih.

Sebelumnya, juru bicara Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Tb Ace Hasan Syadzily yakin emak-emak di kubu Jokowi-Ma’ruf jauh lebih banyak dibandingkan kubu Prabowo-Sandiaga. Sebab, ia mengatakan, perempuan bukan hanya sekadar jargon politik bagi Koalisi Indonesia Kerja (KIK), melainkan nyata dan konkret. 

Selama ini, ia menerangkan, program pemerintahan Jokowi pro terhadap emak-emak.  Misalnya, ia mengatakan, pemerintahan Jokowi mampu mengendalikan inflasi sehingga harga relatif terkendali. 

Kemudian, ia mengatakan, ada sejumlah program sosial yang dapat meringankan beban perempuan sebagai rumah tangga. Ia menambahkan, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) yang meliputi bantuan pendidikan, bantuan peningkatan gizi dan nutrisi, serta program kesehatan.

“Banyak lagi program lainnya yang menyentuh kepentingan emak-emak,” kata politikus Partai Golkar ini. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement