REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peraih emas Asian Games 2018 asal Indonesia tak mau hanya berjaya di level Asia. Mereka mengusung ambisi lebih tinggi untuk tampil di pentas dunia. Olimpiade 2020 Tokyo menjadi bidikan mereka.
Petenis Aldila Sutjiadi misalnya, bermimpi tampil di Olimpiade Tokyo pada 2020. Ia fokus pada nomor tunggal dan ganda. Khusus di tunggal, minimal ia mesti menembus peringkat 150 besar dunia, sementara ganda harus 50 besar.
Saat ini Aldila berperingkat 630 dunia untuk tunggal dan ganda. Masih ada dua tahun memperjuangkan targetnya. Ia berhasrat mengikuti turnamen sebanyak mungkin demi mendongkrak peringkat.
"Untuk tenis, setiap pekan ada turnamen. Tinggal kita pilih mau pergi kemana, sesuai dengan jadwal kita," ujar petenis 23 tahun, saat ditemui di kantor Gojek, di Jakarta, Kamis (6/9).
Rekan Aldila di nomor ganda campuran Asian Games 2018, Christopher Benjamin Rungkat, menyuarakan hal serupa. Chrito menerangkan, emas di Palembang yang diraih bersama Aldila adalah salah satu targetnya. Kini, ia berhasrat melanjutkan catatan positif ke Olimpiade.
Peraih emas dari cabang dayung Muhad Yakin dan Ali Buton turut memupuk asa menuju Tokyo. Muhad mengaku pernah mengikuti seleksi Olimpiade 2012 di London, Inggris. Saat itu ia tidak lolos kualifikasi.
"Saya berada di urutan keempat waktu itu. Target saya meraih emas di Asian Games, kemudian lolos ke Olimpiade 2020," ujarnya.
Berbeda dengan Hendy dan Hening Paradigma yang merupakan atlet pencak silat dan paralayang. Keduanya sama-sama menyumbang emas untuk Indonesia, namun cabang olahraga yang mereka geluti belum diperlombakan di Olimpiade. Hendy berharap silat minimal bisa tampil dalam ekshibisi di Tokyo.
Hening juga berkeinginan serupa. Kebetulan, ia aktif di kepengurusan paralayang. "Kami akan dorong agar cabang paralayang dipertandingkan," ujar olahragawan yang juga pengusaha ini.