REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perusahaan Daerah (Perusda) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) tengah membangun wahana baru bagi penikmat wisata di Solo, Jawa Tengah, dan sekitarnya. TSTJ bekerja sama dengan Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo dalam membangun wahana kolam keceh tersebut.
Peletakan batu pertama pembangunan kolam keceh dilakukan oleh Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, Kamis (6/9). Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso mengatakan, kolam keceh yang dibangun seluas 350 meter persegi. Dia menargetkan kolam keceh bisa diresmikan pada 22 Desember 2019.
"Ini kan lahan komersial yang aman mendukung konservasi," ujar Bimo, kepada wartawan seusai acara peletakan batu pertama.
Bimo menargetkan dalam setahun mulai dari Desember 2018 sampai Desember 2019 bisa meraup 200 ribu pengunjung khusus kolam keceh tersebut. Secara keseluruhan, target pengunjung TSTJ pada 2019 diharapkan mencapai 500 ribu orang.
TSTJ dan UTP memperkirakan tiket masuk ke kolam keceh di kisaran Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per anak. Pengunjung membayar tiket masuk TSTJ terlebih dahulu di loket masuk TSTJ. Kemudian, pengunjung membeli tiket lagi di loket kolam keceh.
Rencananya, per 15 September 2018, TSTJ akan memberlakukan sistem tiket elektronik atau e-ticketing. "Nanti tiket kolam keceh bisa terintegrasi dengan eticketing," imbuh Bimo.
Kerja sama dengan UTP tersebut, selain sebagai pimpinan proyek, UTP juga akan bertindak sebagai pengelola. Selain itu, pemeliharaan juga dilakukan oleh UTP. Nantinya, diberlakukan sistem bagi hasil antara TSTJ dengan UTP.
"Tim kami sudah studi banding ke beberapa kolam keceh, kami punya rumus menjaga kebersihan sesuai standar. Air harus bersih dan tidak membahayakan anak-anak," ungkap Bimo.
Rektor UTP, Tresna Priyana Soemardi sebagai pimpinan proyek mengatakan, nantinya yang akan dibangun ada dua macam kolam, yakni kolam keceh dan kolam tangkap ikan. Anak-anak yang sudah berani dengan binatang bisa masuk ke kolam tangkap ikan.
Sehingga anak-anak usia dini bisa melakukan eksplorasi dan imajinasi dengan wahana air. Meskipun nantinya anak-anak yang masuk kolam tangkap ikan tidak berhasil menangkap ikan, tetap akan diberikan ikan saat selesai bermain.
"UTP berpartisipasi di dalam visi misi pembangunan Kota Solo. Karena Kota Solo harus menjadi satu destinasi pariwisata, seni, dan budaya yang bertaraf global," ujar Tresna.
Menurut Tresna, desain kolam keceh dan kolam tangkap ikan tersebut dibuat oleh para arsitek di UTP. Referensinya macam-macam, mulai dari international waterpark dan kolam keceh yang ada di wilayah lain. Dia menyebut tantangan utama, yakni dengan lahan terbatas bisa memfasilitasi kebutuhan pengunjung.
Pada tahap awal pembangunan kolam keceh sebagai konservasi. Biaya pembangunan wahana tersebut berasal dari Responsibility dari UTP. Sebagai bisnis, UTP juga bekerja sama dengan pihak ketiga. Total investasi diperkirakan mencapai Rp 4 miliar. "Kita harapkan dengan suatu manajemen mutu baik diharapkan ada efisiensi," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, mengatakan wahana baru di TSTJ tersebut akan semakin menggiatkan pariwisata di Solo. Dia berharap wahana kolam keceh tersebut akan menjadikan destinasi wisata ke TSTJ meningkat. "Karena di sini tidak hanya hewan dan Taman Pelangi, kini tambah kolam keceh," katanya.
Purnomo mengingatkan agar ke depan setelah kolam keceh dibagun, perawatan harus diutamakan. Airnya diminta seperti kolam renang. Purnomo berharap, peresmian kolam keceh sebelum Hari Raya Natal dan Tahun Baru akan menaikkan jumlah pengunjung di TSTJ. "Harapannya TSTJ menjadi destinasi wisata utama di Jawa Tengah," ujar dia.