REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2019 belum dimulai, genderang antar relawan pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah ditabuh. Berbagai strategi pun sudah mulai diterapkan demi meraup suara, dan kubu Prabowo menyasar kaum emak-emak (ibu rumah tangga) sebagai basis pemilihnya. Demikian juga dengan kubu Jokowi.
Pengamat Politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai kubu Jokowi masih unggul dari Prabowo saat berebut suara emak-emak, tapi dengan syarat pemerintahan mampu menahan gejolak harga. Kalau itu bisa dilakukan oleh Jokowi maka ia akan terus mendapatkan perhatian dari kelompok pemilih ini.
Karena bagaimanapun juga kelompok ibu rumah tangga akan lebih responsif dengan kenaikan harga, terutama kebutuhan pokok. "Jadi selama Jokowi bisa mengontrol harga-harga, terutama saat gejolak-gejolak ekonomi seperti sekarang, tapi harga tetap stabil terus, mungkin Jokowi akan lebih mudah mendapatkan hati emak-emak daripada Sandiaga," ujar Rangkuti, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (6/9).
Sementara kubu Prabowo, lebih mengandalkan Sandiaga Uno untuk merebut suara dari segmen emak-emak ini. Namun harus diakui, kata Rangkuti, dari kelompok emak-emak ada yang tidak melihat keberhasilan-keberhasilan Sandiaga, yang memang baru seumur jagung menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Mereka lebih tertarik kepada figur atau gaya dari Sandiaga itu sendiri.
Sebenarnya, kubu Jokowi dan kubu Prabowo tidak hanya berlomba-lomba memikat simpati emak-emak, tapi berupaya menyasar suara kaum milenial. Menurut Rangkuti, untuk di segmen ini, kedua pasangan calon ini cukup berimbang.
Mengingat figur Sandiaga sudah dekat dengan kelompok milineal, tinggal menunggu ide-ide atau gebrakan darinya. "Kalau pak Jokowi kan yang ditawarkan selain gaya-gayanya yang kadang sok milenial itu. Juga ada beberapa hal potensial yanh membuat Pak Jokowi mudah diterima, misalnya pelaksanaan Asean Games," tambahnya.
Rangkuti menilai keberhasilan Asean Games lebih disukai oleh segmen milenial ini. Kemudian jika Jokowi mampu melahirkan kegembiraan-kegimbaraan lagi, seperti Asean Games mungkin Jokowi akan tetap populer di kalangan millineal.
Sebenarnya milineal juga kelompok yang haus akan kesuksesan. "Jadi kalau pak Jokowi mampu terus menerus memfasilitasi kesuksesan yang berhubungan dengan mereka tentu akan lebih mudah diterima. Kalau urusan dolar apa itu kan bukan perbincangan kaum milenial," tutup Rangkuti.