REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai kalangan emak-emak dan milenial harus sama-sama dikuasai oleh kandidat capres-cawapres 2019. Juga, jangan dilupakan bahwa ada emak-emak yang termasuk milenial, yakni ibu-ibu muda sehingga seluruhnya harus menjadi prioritas dalam menguatkan basis massa.
"Menurut saya dua-duanya harus dikuasai. Tidak bisa kita meninggalkan satu segmen demi segmen yang lain. Karena 50 persen plus 1, apalagi situasinya sangat ketat begini membuat semua segmen harus direbut," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (6/9).
Karena itu, menurut Rico, kekuatan emak-emak tidak cukup juga bagi pasangan bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Mereka juga harus kuasai pemilih milenial. Begitu juga Jokowi-Ma'ruf tidak bisa hanya mengandalkan pencitraan," katanya.
Pasangan tersebut, lanjut Rico, harus melakukan tindakan persuasi yang tepat terhadap pemilih emak-emak ini. Sebab secara demografis itu juga terbelah dan tidak ada yang dominan.
"Harus diingat juga ibu-ibu baru itu juga termasuk kelompok milenial. Emak-emak yang dimaksud juga kan bukan hanya perempuan 40 tahun ke atas, tapi juga termasuk ibu-ibu baru, perempuan yang baru membina rumah tangga, mereka juga merasakan dampak langsung kondisi ekonomi sekarang. Semuanya harus digarap menurut saya," jelasnya.
Rico menilai kalangan pemilih dari emak-emak memang punya jumlah suara yang besar selain milenial. Ini bisa berdampak besar pada elektabilitas kandidat capres-cawapres 2019 jika dikelola dengan baik.
"Dampaknya ke elektabilitas sangat besar kalau itu bisa dikelola dengan baik. Karena sumber informasi politik yang didengar selain media sosial, media konvensional, itu adalah keluarga. Keluarga di sini terutama adalah ibu," katanya.
Rico mengatakan, apa yang didengar anak-anak dan suami dalam keluarga yang berasal dari ibunya tentu bisa memengaruhi segmen pemilih muda dan juga bapak-bapak. "Segmen emak-emak ini tidak bisa dipengaruhi oleh pencitraan. Segmen ini dipengaruhi murni oleh performa ekonomi," tutur dia.
Jika capres pejawat melawan strategi tersebut dengan pencitraan maka itu tidak tepat. Menurut dia, yang bisa dilakukan adalah dengan melawan dengan kerja nyata. "Jadi yang ditunggu-tunggu adalah apa performa atau kebijakan ekonomi yang bisa ditunjukkan untuk memperbaiki tekanan ekonomi yang dirasakan ibu-ibu saat ini," ujarnya.