REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis putra Christopher Rungkat menceritakan proses pencarian tandem untuk turun di nomor ganda campuran Asian Games 2018. Awalnya, petenis 28 tahun itu mengaku belum tahu pasangannya untuk ganda campuran. Barulah pada awal 2018, ia mendesak Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) agar memasangkannya dengan petenis muda Aldila Sutjiadi.
"Sejak minta kepada Ketua PP Pelti Bapak Rildo Anwar agar memainkan saya dengan Aldila di nomor ganda campuran. Saya yakin bisa juara kalau sama Aldila," kata Christo, di Senayan, Jakarta, Kamis (6/9).
Christo mengatakan bukan tanpa alasan memilih Aldila sebagai tandem di nomor ganda campuran. Ia merasa punya kesamaan gaya permainan dengan petenis 23 tahun itu. Walau masih muda, Christo melihat daya juang Aldila sangat hebat dan jam terbang yang bagus selama kuliah di Universitas Kentucy Amerika Serikat.
Selain punya kesamaan, komunikasi Christo dengan Aldila juga sangat baik. Jadinya pasangan ini bisa saling menutupi kekurangan masing-masing setiap kali berhadapan dengan lawan.
Christo sendiri awalnya tidak menyangka keyakinannya bisa juara bisa terwujud bersama Aldila. Karena ia melihat negara lawan menurunkan atlet-atlet kelas satu yang termasuk ke dalam peringkat 100 dunia baik di ATP maupun WTA.
Tapi berkat kerja keras dan latihan intens, Christo dan Aldila mampu memenangkan medali emas Asian Games di negeri sendiri. "Sampai sekarang masih tidak menyangka. Ini hasil kerja keras selama bertahun-tahun," ujar Christo.