REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencak silat penyumbang emas terbanyak tim nasional Indonesia pada Asian Games 2018. Wakil-wakil Merah-Putih meraih 14 emas di cabang olahraga tersebut.
Salah satu jawara bernama Hendy. Pasangan Yola Primadona di kategori ganda putra nomor seni bercerita seputar persiapan matang mereka.
Agar berjaya di Asian Games, cabor pencak silat berlatih selama tiga setengah tahun. Mereka berpindah-pindah tempat dari Ciloto (Sukabumi), Solo, lalu satu bulan menjelang event baru bertolak ke Jakarta.
Selama pemusatan latihan, ia tak bisa melawan rasa jenuh. "Pagi dan sore gerakannya gitu-gitu aja," ujar Hendy saat ditemui di kantor Gojek, Jakarta, Kamis (6/9).
Itu menjadi tantangan terbesarnya jelang Asian Games di rumah sendiri. Namun sebagai atlet profesional, ia tetap berlatih rutin sesuai program yang ditetapkan.
Belum berhenti sampai di situ, saat pementasan pun, masih ada tantangan lanjutan. Tantangan bukan berasal dari lawan.
"Target pemerintah mendulang medali di cabor pencak silat. Harapannya pencak silat mendongkrak peringkat Indonesia. Saya pribadi streslah, takut gagal, yang bikin saya semangat ya, pendukung," ujar Hendy.
Setelahnya masih ada mimpi lanjutan. Ia berhasrat menjadi yang terbaik di kejuaraan dunia di Singapura pada Desember 2018. Tentu saja bersama rekannya, Yola Primadona. Kemudian soal target ke Olimpiade 2020, ia berharap cabor pencak silat masuk ekshibisi di Tokyo.