Kamis 24 Mar 2011 16:29 WIB

Pemda Aceh Diminta Serius Soal Pemerataan Guru

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Pemerintah Daerah Aceh diminta serius terkait dengan pemerataan guru sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi itu, kata Wakil Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh, Anas M Adam. "Jika kita sudah berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan, maka salah satunya harus serius dalam upaya pemerataan guru di seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini," katanya di Banda Aceh, Kamis (24/3).

Ia menyebutkan, sejauh ini Aceh memang tidak kekurangan guru tapi menjadi masalah karena tenaga pengajar yang tidak merata antara satu sekolah dengan sekolah lain, terutama di daerah-daerah terpencil dan pedalaman. Selain itu, tenaga pengajar untuk program studi tertentu juga masih kurang dibanding bidang lainnya misalnya guru bahasa Inggris.

Bahkan, masih ditemukan guru bahasa Indonesia atau sejarah yang mengajar berbagai mata pelajaran lainnya karena kurangnya tenaga pengajar, kata dia menambahkan. Anas M Adam mengatakan, Pemerintah Aceh melalui instansi terkait juga perlu sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan bidang pengawasan terhadap sekolah-sekolah.

"Artinya, orang-orang yang diberi tanggungjawab bidang pengawasan sekolah itu benar-benar berkompeten dan memang memiliki kemampuan di bidang tersebut. Kemampuan guru juga perlu di awasi jika kita serius meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh," kata dia.

Upaya lain meningkatkan kualitas di seluruh jenjang pendidikan maka pemerintah juga harus mengontrol dan mengawasi kinerja kepala sekolah. "Sering kita mendapat laporan yang menyebutkan kepala sekolah datang terlambat, bahkan ada yang masuk satu kali seminggu, itu perlu diawasi ketat," tambah Anas.

Selain itu, ia menilai sekolah-sekolah model yang hampir seluruh kabupaten dan kota di Aceh memilikinya juga ada yang kehilangan konsep, seperti guru yang ditugasi ke sekolah umum dan diangkat menjadi kepala sekolah. "Karena, jika guru di sekolah model itu dipindahkan dan selanjutnya diangkat menjadi kepala di sekolah biasa/umum, maka dipastikan sekolah model akan kehilangan tenaga pengajarnya," kata dia.

Padalah, Anas Adam menjelaskan bahwa sekolah model tersebut nantinya diharapkan dapat dijadikan rujukan baik dari segi pembinaan, kondisi fisik, pembelajaran, manajerial, dan kepemimpinan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement