REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Psikologi pendidikan Islam belum menjadi objek keilmuan yang ramai diperbincangkan di Indonesia, sehingga kurang diminati masyarakat, kata pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Muhammad Azhar. "Oleh karena itu, diperlukan upaya secara terus menerus di berbagai perguruan tinggi agar wilayah keilmuan tersebut dapat berkembang dengan baik," katanya menanggapi perkembangan psikologi pendidikan Islam di perguruan tinggi, di Yogyakarta, Senin.
Dalam hal ini, menurut Sekretaris Program Doktor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu, dibutuhkan penajaman pembahasan dalam berbagai dimensi untuk menunjang perkembangan keilmuan tersebut. Ia mengatakan, perguruan tinggi Muhammadiyah terutama tingkat pascasarjana seharusnya dapat menjadi ujung tombak dalam pengembangan wawasan keilmuan psikologi pendidikan Islam.
Langkah pertama yang seharusnya ditempuh adalah menggali secara filosofis dimensi ontologis, epistemologis maupun aksiologis dari disiplin psikologi pendidikan Islam. Selanjutnya perlu dilihat sejauh mana variasi pemikiran yang sudah berkembang terkait dengan psikologi pendidikan Islam, baik dunia muslim maupun tanah air. "Langkah terakhir yang bisa ditempuh adalah upaya penyatuan berbagai pandangan yang ada sehingga didapatkan hasil terbaik bagi kepentingna umat," katanya.
Menurut dia, dalam wacana tentang psikologi pendidikan Islam terdapat paling tidak tiga aliran pandangan. Pertama, perspektif bahwa psikologi pendidikan Islam cukup hanya memberikan nilai Islami dalam konsep psikologi pendidikan yang berkembang di Dunia Barat. "Pendapat kedua menyatakan bahwa psikologi pendidikan Islam pada hakikatnya memiliki tradisi yang kaya yang bisa digali dari khazanah pendidikan maupun ilmu kejiwaan Islam," katanya.
Ia mengatakan hal itu sejalan dengan yang diwariskan ulama terdahulu seperti Ibnu Sina, Imam Al-Ghazali, dan Ibnu Maskawaih. "Pandangan ketiga menitikberatkan pada penemuan secara langsung dimensi psikologi pendidikan Islam melalui konsep-konsep psikologi dan kejiwaan yang banyak terkandung dalam Al Quran maupun sunnah nabi," katanya.