REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA---Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh menegaskan pihaknya akan mencoret sekolah sebagai penyelenggara Ujian Nasional (UN) jika diketahui memanipulasi nilai.
Manipulasi tersebut kemungkinan terjadi lantaran proporsi kelulusan siswa akan ditentukan 40 persen dari nilai sekolah. “Kalau ada sekolah yang menggelembungkan nilai dari ujian sekolah akan langsung di-del (delete), “ tegasnya di Surabaya, Sabtu (16/4).
Selain pihak sekolah, pihaknya juga akan memberikan sanksi kepada pihak guru yang membantu siswa saat UN. Jika diketahui oknum guru tersebut membantu siswa, makan akan langsung dibuatkan berita acara. “Kecurangan yang dilakukan guru akan membuat siswa langsung kita coret dari peserta UN, “ ungkapnya.
Terkait isu kebocoran soal, Nuh mengakui isu tersebut sudah menyebar di masyarakat. Bahkan, ada isu yang menyatakan kebocoran soal sudah mencapai 80 persen. “Ada yang bilang kebocoran soal sudah 80 persen. Saya malah bertanya bagaimana mengukur kebocoran itu. Namanya isu tidak usah dihiraukan, “ ujarnya.
Bahkan, dia menyebut kebocoran soal pertama kali berhembus dari wilayah Jawa Timur. Isu kebocoran tersebut sudah mengarah pada nilai jual soal UN. “Ada yang mengatakan kalau mau dapat bocoran 80 persen harganya Rp 10 juta, kalau 70 persen Rp 7 juta, kalau separo jadi Rp 5 juta. Ini sudah tidak masuk akal, masak sampai dipersen segala, “ cetusnya.
Nuh berpendapat masyarakat sebaiknya berkonsentrasi dalam mempersiapkan UN. Dia juga menghimbau agar masyarakat tidak perlu tertarik pada isu kebocoran soal. “Prinsip kejujuran saja yang didorong,'' katanya.