REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Kementerian Agama (Kemenag), Surya Dharma Ali, mengaku tidak setuju bila kegiatan Ujian Nasional dihapus karena merupakan alat ukur bagi siswa dalam memahami pelajaran.
"UN merupakan alat ukur bagi siswa dalam memahami pelajaran. Jadi, bila dihapus maka tidak akan ada alat ukurnya," kata Menteri Agama, Surya Dharma Ali, ditemui saat memantau pelaksanaan ujian nasional di MTS Negeri Pamulang Tangerang, Senin (25/4).
Menteri mengatakan ujian nasional juga dijadikan alat ukur bagi keberhasilan guru dalam mendidik muridnya. Karena, sering kali murid tidak memahami sistem belajar yang diberikan guru, sehingga, saat pelaksanaan ujian, murid mengalami kendala tentang pelajaran tersebut.
"UN bukan hanya untuk murid, karena guru pun akan mendapat penilaian. Jumlah siswa yang lulus menjadi tolak ujur keberhasilan dalam sistem pengajaran mereka," katanya.
Selain itu, menteri juga mengapresiasi tentang aturan agar murid tidak membawa alat komunikasi dan sebagainya ke dalam kelas. Pasalnya itu dapat menganggu konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal.
Apalagi, setiap pelaksanaan ujian nasional, sering kali siswa mendapat kiriman jawaban melalui pesan singkat handphone. Padahal, jawaban yang diberikan belum tentu benar.
"Semua guru sudah memberikan himbauan kepada siswa agar tidak percaya kepada kiriman jawaban yang belum tentu kebenarannya. Apalagi, sering kali jawaban tersebut salah semua," katanya.
Pantauan menteri dan laporan dilapangan, pelaksanaan UN tingkat SMP atau sederejat, berjalan lancar. Bahkan, siswa mengaku sudah siap mengikuti UN dan tidak terbebani. "Siswa saya tanya langsung dan mengaku tidak stress bahkan siap dalam pelaksanaan UN," katanya.
Sementara itu, jumlah peserta UN SMP atau sederejat di Kota Tangerang Selatan rehabilitasi maupun bantuan alat-alat ibadah," terangnya.